Proyek Laptop Rp17 T Dikritik: Sejahterakan Dulu Guru Honorer

CNN Indonesia
Jumat, 23 Jul 2021 21:13 WIB
Ilustrasi. Forum Honorer K2 mengkritik proyek laptop Rp17 triliun dan meminta pemerintah fokus mensejahterakan guru honorer terlebih dulu. (ANTARA FOTO/IRFAN ANSHORI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih menilai program pengadaan laptop dengan anggaran Rp 17 triliun yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) belum tepat dilakukan saat ini.

Guru honorer, kata Titi, tak akan setuju dengan program yang menghabiskan dana besar di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, sementara kesejahteraan mereka justru belum terjamin.

Alih-alih pengadaan laptop atau peralatan teknologi informasi lainnya, menurut Titi akan lebih baik jika pemerintah, Kemendikbudristek mendahulukan kesejahteraan para guru, terutama guru honorer yang serba kekurangan.

"Iya (tidak setuju), belum pas menurut saya. Sejahterakan dulu honorernya baru pikirkan (program) yang lain," kata Titi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (23/7).

Titi menuturkan, Nadiem Makarim sebagai Mendikbud Ristek semestinya mengeluarkan program pengangkatan dan pengakuan terhadap para guru honorer.

Dengan pengangkatan tersebut, maka guru honorer akan lebih sejahtera dan mampu membeli laptop sendiri tanpa perlu bantuan dari pemerintah.

"Kalau menurut saya lebih baik buat angkat honorer dengan tuntas dulu dari pada ambil uang sebanyak itu untuk membeli laptop," ucapnya.

Meski begitu, Titi tak menampik di era digital seperti saat ini, laptop dan alat teknologi penunjang lainnya memang menjadi barang penting yang bisa membantu kinerja para tenaga pendidik.

Namun, dia menganggap keberadaan laptop ini bukan sesuatu yang urgensi, sehingga harus dipenuhi saat ini dengan dana belasan triliun.

"Karena bisa diganti dengan Android yang hampir semua orang sudah memiliki, yang penting sekarang honorer disejahterakan dulu, kalau belum bisa angkat seluruh honorer menjadi ASN sebaiknya anggaran yang sebanyak itu dialokasikan buat kenaikan kesejahteraan honorer," kata dia.

Mendikbud Ristek Nadiem sebelumnya menyebut proyek laptop ini bertujuan untuk program digitalisasi sekolah.

Alat-alat TIK yang hendak dibeli Kemendikbudristek antara lain, laptop, access point, konektor, layar proyektor, dan speaker aktif, hingga internet router.

Nadiem menyebut peralatan TIK yang hendak dibeli dan dikirim ke berbagai sekolah di Indonesia merupakan produk dalam negeri (PDN).

Pada pengadaan program Digitalisasi Sekolah tahun 2021, pihaknya telah mengirimkan 190.000 laptop ke 12.000 sekolah dari berbagai jenjang, mulai PAUD, SD, SMP, hingga SMA.

Total anggaran yang dihabiskan untuk realisasi tersebut sebanyak Rp1,3 triliun. Nadiem juga menyatakan akan terus menggunakan produk dalam negeri pada pelaksanaan program berikutnya.

(pris/pris)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK