Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Papua Barat belum bisa memastikan keberadaan Varian Delta dibalik lonjakan kasus Virus Corona lantaran hambatan proses pemeriksaan sampel.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Papua Barat, dr. Arnold Tiniap yang dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (26/7) sore, mengaku belum menerima hasil uji lab atas 50 sampel yang dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes).
"50 sampel yang sempat tertahan karena masalah izin angkut maskapai, akhirnya bisa kita kirim beberapa waktu lalu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, ia menyebut belum ada hasil dari pemeriksaan sampel itu. "Jika sudah hasil, akan segera kita informasikan dan dan kemudian mengambil langkah langkah penanganan," terang dia.
Kendati demikian, kata dia, Tim Satgas Covid-19 Papua Barat menduga Varian Delta ada di balik peningkatan kasus Covid-19 di wilayahnya yang mencapai 3.061 orang kasus baru.
"Berdasarkan peningkatan yang signifikan, dan juga gejala para pasien, kesimpulan sementara adalah varian delta. Tim Kemenkes juga menyimpulkan hal yang sama. Namun kepastiannya memerlukan pengujian yang kami masih menunggu hasilnya," tambahnya.
Diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami lonjakan signifikan dan memecahkan sejumlah rekor pascalebaran 2021. Hal ini disebut sebagai hasil mobilitas warga dan Varian Delta.
Sejumlah ahli menyebut varian ini membuat Covid-19 lebih mudah menyebar. Salah satu cirinya, kata para pakar, kasus konfirmasi memiliki CT value rendah.
(hen/arh)