21,2 Juta Vaksin Sinovac Tiba di RI dalam Bentuk Bahan Baku
Indonesia kembali kedatangan 21,2 dosis vaksin Covid-19 Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk hari ini, Selasa (27/7), yang merupakan kedatangan vaksin tahap ke-30.
"Pada siang hari ini kita menyaksikan kedatangan vaksin Covid-19 yaitu vaksin Sinovac sebanyak 21,2 juta dosis dalam bentuk bahan baku," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang disiarkan secara daring melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/7).
Airlangga memastikan vaksin Covid-19 yang didatangkan Indonesia telah dijamin mutu dan keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI). Ia meminta agar masyarakat tak perlu ragu untuk menerima vaksinasi Covid-19.
Sejauh ini, pemerintah sudah mendatangkan sekitar 173 juta dosis vaksin Covid-19. Dengan rincian vaksin Sinovac 147,7 juta dosis, baik mentah maupun jadi; AstraZeneca 14,9 juta dosis,; Sinopharm 6 juta dosis; dan Moderna 4,5 juta dosis.
Pemerintah menetapkan empat merek vaksin, antara lain Sinovac, AstraZeneca, Pfizer dan Novavax untuk dipakai dalam program vaksinasi nasional. Sementara untuk vaksin Gotong Royong sejauh ini wacana merek vaksin yang akan dipakai Sinopharm, CanSino, Sputnik V, Moderna, dan Anhui Zhifei Longcom.
Airlangga menyebut saat ini pemerintah terus menggenjot tahapan vaksinasi yang menyasar sebanyak 141.211.181 juta masyarakat umum berusia di atas 18 tahun, serta 26.705.490 anak berusia 12-17 tahun.
"Saat ini, sekarang 718 ribu anak telah mendapat vaksinasi dosis pertama, semakin cepat tentunya semakin baik," ujar ketua umum Partai Golkar tersebut.
Secara keseluruhan, Kemenkes per pukul 12.00 WIB, Selasa (27/7), sebanyak 45.012.649 orang telah menerima suntikan dosis vaksin virus corona. Sementara baru 18.367.098 orang telah menerima dua dosis suntikan vaksin Covid-19 di Indonesia.
Dengan demikian, baru sekitar 21,61 persen dari target sasaran 208,3 juta orang yang menerima dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 8,81 persen.
Sebelumnya, sejumlah kepala daerah mengeluhkan kelangkaan vaksin di saat antusiasme warga untuk disuntik tinggi. Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut stok vaksin saat ini hanya cukup untuk sekitar sebulan ke depan.
Vaksin sendiri masih harus melalui pemrosesan lebih dulu di dalam negeri karena datang dalam bentuk bulk.
(khr/fra)