Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berharap ada monumen Kudeta 27 Juli (Kudatuli) yang dibangun untuk mengenang para korban dalam peristiwa tersebut. Dia ingin monumen Kudatuli dibangun di DPP PDIP tempat peristiwa itu dulu terjadi.
"Tadi pagi saya melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri terhadap acara tabur bunga ini, beliau juga mengingatkan bahwa penting bagi kita di tempat ini untuk membangun monumen 27 Juli," kata Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Selasa (27/7).
Hal itu disampaikan Hasto saat melakukan tabur bunga bersama sejumlah jajaran DPP partai di kantor PDIP. Beberapa jajaran yang hadir dalam acara tabur bunga yakni Wasekjen Sadarestuwati, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Eriko Sotarduga, serta Ribka Tjiptaning.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadir juga sejumlah perwakilan keluarga korban peristiwa Kudatuli, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 124.
Hasto menganggap pembangunan monumen Kudatuli perlu dilakukan guna agar pelanggaran HAM dalam peristiwa tersebut terus diingat. Menurut dia, peristiwa Kudatuli merupakan wajah buruk kediktatoran Orde Baru yang sepenuhnya mengendalikan demokrasi.
"Perjuangan kita belum selesai, termasuk di dalam menuntut kebenaran hukum atas peristiwa tersebut," kata Hasto.
Ia mengaku akan meminta berbagai masukan agar Monumen 27 Juli bisa segera didirikan. Hasto menegaskan seluruh anggota dan kader PDIP akan terus mengingat peristiwa tersebut dalam sejarah partai.
"Dan dengan adanya monumen itu, kita juga mengingatkan agar hal tersebut tidak boleh terjadi kembali," kata Hasto.
Kudatuli merupakan akronim dari kerusuhan 27 Juli 1996 yang terjadi di kantor PDIP, Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat. Kerusuhan yang dipicu oleh dualisme kepemimpinan antara Megawati dan Soerjadi itu menewaskan sedikitnya lima orang.
(thr/bmw)