IDI Sebut BOR di Jawa Turun, Kasus Covid Luar Daerah Naik

Sejumlah daerah di Pulau Jawa mengalami penurunan kasus Covid-19 dan tingkat keterisian rumah sakit. Namun, kasus Covid-19 di luar Jawa dan Bali justru meningkat.

Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menyebutkan beberapa daerah yang mengalami penurunan tingkat keterisian rumah sakit antara lain, Kudus, Pati, Rembang, dan Semarang, Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

Lihat Juga : Tren Kasus Harian Covid-19 Turun saat Jumlah Tes Berkurang

"Semarang bahkan disebutkan BOR (bed occupancy rate)-nya yang kemarin sempat 92 [persen], sekarang 66 persen. Jakarta BOR-nya memang 76 persen, dengan ICU yang turun 85 persen BOR-nya," kata Adib dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Selasa (27/7).

Sementara itu, kenaikan kasus justru mulai terjadi di sejumlah daerah di luar Jawa-Bali seperti, Kalimantan Selatan, Jambi, dan Palembang. Beberapa kasus peningkatan dari daerah tersebut, kata Adib, sudah dilaporkan.

Menurut Adib, salah satu indikator yang bisa digunakan untuk melihat peningkatan kasus di sejumlah daerah adalah kelangkaan oksigen.

Adib mengatakan informasi mengenai kelangkaan oksigen di Kalimantan Selatan terjadi pada dua hari sebelumnya. Menurutnya, hal ini menunjukkan kasus Covid-19 meningkat.

"Dan ternyata benar kan, di Kalimantan Selatan terjadi kenaikan kasus," jelas Adib.

Lihat Juga : 11 Hari Beruntun, Angka Kematian Covid di Atas 1.000 Kasus

Laporan serupa juga diterima IDI dari Palembang dan Jambi. Menurutnya, saat ini kenaikan kasus Covid-19 telah meluas di luar Jawa.

Pihaknya mengingatkan agar antisipasi mengenai masalah kelangkaan oksigen dan obat-obatan di luar Jawa harus dilakukan.

"Dari situ (kenaikan kasus) kita melihat bahwa sekarang ini sudah meluas di luar Jawa," ujar Adib.

Ia berharap daerah di luar Jawa tidak sampai terjadi lonjakan kasus sebagaimana terjadi di banyak wilayah Jawa dan Bali. Sebab, beberapa daerah di luar Jawa memiliki keterbatasan suplai oksigen dan obat-obatan.

Lihat Juga : Pakar soal Cara Turunkan Kasus Kematian: Lockdown Jawa-Bali

Ia juga menekankan pentingnya percepatan vaksinasi dosis kedua. Sejauh ini, kata Adib, salah satu yang menjadi persoalan adalah gap yang masih tinggi antara vaksin dosis pertama dan kedua.

"Ini saya kira hal-hal yang perlu menjadi stressing point program, baik itu Kementerian Kesehatan, pemerintah, dan juga pemerintah daerah fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan itu," ujarnya.

Infografis Tetap Waspada Hoaks Corona. (Dok. Satgas Covid-19)