Gubernur Papua Lukas Enembe meminta masyarakat Papua untuk tetap tenang merespons insiden anggota TNI AU menginjak kepala seorang warga Papua di Merauke.
"Gubernur Papua juga meminta kepada seluruh warga Papua untuk terus memantau atas proses yang sedang berjalan terhadap kedua aparat TNI AU yang melakukan kekerasan dan penyiksaan tersebut," kata Juru Bicara Lukas, Rifai Darus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/7).
Rifai mengatakan, Lukas juga menekankan agar situasi aman dan kondusif tetap harus dikedepankan dalam masa pandemi kali ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, menurut Rifai, Gubernur Papua berharap agar pelaku kekerasan dan penyiksaan terhadap warga sipil asal Merauke tersebut dapat ditindak sesuai hukum yang berlaku. Selain itu, ia berharap agar seluruh aparat penegak hukum di Papua dapat menjadikan kasus ini sebagai pelajaran.
"Agar ke depan hal serupa tidak terulang," imbuhnya.
Menurut Rifai, berdasarkan laporan yang diterima, korban kekerasan merupakan warga berkebutuhan khusus. Oleh sebab itu, tindakan anggota TNI AU tersebut dapat dikategorikan sebagai penyiksaan berdasarkan Konvensi Anti Penyiksaan yang telah diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998.
Lebih lanjut, menurut Rifai, Lukas menyampaikan terima kasih atas warga yang berhasil merekam insiden tersebut. Manifestasi dari tindakan warga yang merekam insiden itu memberikan ruang bagi institusi hukum untuk dapat memeriksa para pelaku dengan bukti yang kuat dan nyata.
Lukas, lanjut Rifai, juga merasa terharu atas atensi seluruh warga Indonesia di media massa dan memberikan dukungan terhadap korban serta menabur banyak simpati dan empati terhadap Papua atas insiden kemarin.
"Ini menjadi bukti bahwa humanity tidak terkekang oleh batas wilayah dan waktu, semua menginginkan agar negara selalu hadir dalam melindungi siapapun warganya," tutur Rifai.
Terakhir, Lukas juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran TNI yang telah bertindak cepat dalam merespons insiden kekerasan tersebut.
"Banyak permintaan maaf yang terucap dan diterima oleh publik Papua, mulai dari Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kadispenau Marsma Indan Gilang hingga Komandan Lanud Yohanes Abraham Dimara Merauke Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto," jelas Rifai.
"Semoga insiden seperti ini tidak lagi terulang di tanah Papua maupun daerah lainnya," imbuhnya.
Lihat Juga : |