Kronologi Pembunuhan Ketua MUI Labura Versi Polda Sumut
Polisi telah meringkus pria berinisial AD alias Anto Dogol (35), pelaku pembunuhan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Labuhanbatu Utara, Aminurrasyid Aruan pada Selasa (27/7).
Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Hadi Wahyudi menerangkan bahwa pelaku bersembunyi di perkebunan sawit milik warga saat lari dari kejaran polisi.
"Kepolisian langsung melakukan pencarian dan menemukan tersangka yang bersembunyi di lahan perkebunan buah kepala sawit milik masyarakat," kata Hadi kepada wartawan, Rabu (28/7).
Dia menerangkan polisi melakukan penyelidikan usai mendapat laporan dari masyarakat terkait peristiwa pembacokan yang mengakibatkan kematian pejabat MUI tersebut.
Hadi menjelaskan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Kala itu, korban baru pulang usai mengarit rumput untuk pakan hewan peliharaannya di ladang.
Korban mengendarai motor dan melintas di Jalan Utama Lingkungan VI Panjang Bidang II di kawasan Gunting Saga, Labuhanbatu Utara.
"Tiba-tiba tersangka muncul dari sebelah kiri dan membacok leher korban, kemudian korban terjatuh dari sepeda motor dan masuk ke parit," jelasnya.
Setelah jatuh ke parit, korban langsung dibacok secara berulang kali oleh tersangka hingga meninggal dunia.
Tercatat, ada lima luka yang dialami korban akibat pembacokan itu. Yakni, pada bagian pergelangan tangan kiri, luka robek pada kepala belakang, leher belakang, telinga kiri, dan pelipis kiri.
"Setelah itu, tersangka melarikan diri," jelasnya.
Polisi melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi. Terdapat satu saksi berinisial MS (17); TH (18); M (35); dan EF (36) yang menyaksikan aksi pembacokan tersebut.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338, 351 ayat (3) KUHP. Di mana, pasal tersebut berisi terkait pelanggaran dengan sengaja dan direncanakan terlebih dahulu menghilangkan jiwa orang lain alias pembunuhan.
Sebelumnya, Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan menjelaskan bahwa tersangka menghabisi korban karena merasa sakit hati pernah ditegur agar tak mencuri sawit di kebun.
Tak terima ditegur, tersangka pun langsung merencanakan aksi pembunuhan tersebut dan melakukan pembacokan.
"Korban meminta agar pelaku tidak lagi mencuri sawit di kebunnya, karena korban sudah sering kehilangan buah sawit. Jadi pelaku sakit hati dengan ucapan korban, tapi ini masih kita dalami lagi," kata Deni.
(mjo/pmg)