BNPB: Lava Pijar Gunung Ile Lewotolok NTT Sebabkan Karhutla

CNN Indonesia
Kamis, 29 Jul 2021 20:30 WIB
Lontaran lava pijar erupsi Gunung Ile Lewotolok, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di sekitar lereng.
Foto ilustrasi kebakaran hutan. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lontaran lava pijar erupsi Gunung Ile Lewotolok, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di sekitar lereng. Gunung Ile Lewotolok sempat erupsi pada Rabu (28/7) disertai dengan suara dentuman dan lontaran material.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, kebakaran hutan akibat lontaran lava pijar itu terjadi di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT.

"Menghadapi api yang membakar kawasan hutan dan lahan di lereng gunung, pemerintah daerah telah melakukan upaya pemadaman api sejak dini. Namun demikian, kini api belum dapat dikendalikan sepenuhnya hingga saat ini," kata Muhari dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muhari mengatakan Kepala BNPB Ganip Warsito juga telah memerintahkan jajarannya untuk menggerakkan helikopter water-bombing untuk membantu pemadaman dan mencegah potensi kejadian serupa, mengingat kondisi Gunung Ile Lewotolok masih aktif.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya mencatat, Gunung Ile Lewotolok mengalami erupsi disertai dentuman kuat dan lontara lava pijar. Material vulkanik terlontar hingga 700-800 meter ke arah selatan-barat daya.

Saat itu, asap kawah berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal serta tinggi sekitar 50 hingga 1.000 meter dari puncak gunung.

Sementara itu, kondisi aktivitas vulkanik pada tingkat III atau 'Siaga' perlu dicermati para petugas dan warga yang memadamkan api. Terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok, PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung, pendaki, wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak gunung.

Hingga saat ini BNPB terus memonitor kondisi penanganan karhutla dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lembata.

Sekretaris Daerah Kabupaten Lembata Paskalis Ola Tapo Bali menjelaskan, petugas dan masyarakat telah berupaya memadamkan api dengan peralatan manual. Namun, upaya itu belum membuahkan hasil karena api tak kunjung padam.

"Keterbatasan peralatan pendukung dan kendala fisik di lapangan, termasuk titik-titik api tersebut masih berada dalam kawasan rawan bencana, radius 3 KM dari puncak gunung," ujar Paskalis.

(dmi/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER