Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudriskek) akan menggelontorkan Rp3,7 triliun untuk pengadaan alat-alat Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terkait program Digitalisasi Sekolah pada 2021.
Kepala Biro Perencanaan Kemendikbudristek, M. Samsuri mengatakan dana tersebut berasal dari dua sumber.
"Pertama dari anggaran Kemendikbudristek (APBN) senilai Rp1,3 triliun dan kedua senilai Rp2,4 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik tahun 2021," kata Samsuri dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggaran Rp1,3 triliun digunakan untuk membantu kebutuhan 12.674 sekolah mulai dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SLB di berbagai wilayah.
Ia mengatakan anggaran itu digunakan untuk membeli 189.840 laptop, 12.674 access point, 12.674 konektor, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.
"Untuk pemilihan produk dan merek dari masing-masing kebutuhan merujuk pada pilihan yang ada pada e-katalog LKPP," ucapnya.
Sementara itu, pembelanjaan TIK dari DAK Fisik senilai Rp2,4 triliun telah diatur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 5 tahun 2021.
Permendikbud tersebut mengatur rencana pembiayaan bagi 16.713 sekolah berupa 284.147 laptop produksi dalam negeri dengan sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).
Selain itu, untuk pengadaan peralatan pendukungnya seperti 17.510 wireless router, 10.799 proyektor dan layarnya, 10.799 konektor, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.
Samsuri mengatakan pengadaan TIK itu juga bertujuan untuk mendorong belanja produk dalam negeri (PDN).
Menurutnya, hal itu sejalan dengan semangat Merdeka Belajar. Kemendikbudristek berharap belanja produk TIK bisa mendorong digitalisasi sekolah sebagai upaya mewujudkan infrastruktur kelas dan sekolah masa depan.
"Pengadaan barang TIK untuk digitalisasi pendidikan ini mendukung produk dalam negeri (PDN) sehingga sejalan dengan program pemerintah agar kita menjadi penggerak kemajuan negeri kita sendiri," jelas Samsuri.
Selain pengadaan TIK, Kemendikbudristek mendorong produksi laptop Merah Putih melalui konsorsium perguruan tinggi yaitu UI, ITB, ITS, dan UGM.
Samsuri menyebut konsorsium itu telah menyiapkan peta jalan, desain produk, dan akan terlibat penuh dalam produksi laptop bersama dengan industri mulai tahun 2022. Pelajar SMK dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi akan dilibatkan pada kegiatan perakitan hingga pascapenjualan.
(yla/bmw)