Hujan dengan intensitas tinggi dan berdurasi cukup lama sempat memicu banjir di Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (1/8).
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan tertulisnya, Senin (2/8), melaporkan bahwa banjir yang terjadi kemarin sekitar pukul 15.30 WIB tersebut telah surut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor menginformasikan bahwa banjir sore tadi berdampak pada 54 KK (130 jiwa). Hujan deras mengakibatkan debit air anak Sungai Kalibaru meluap ke kawasan permukiman dan jalan desa setempat. Tinggi muka air saat banjir terjadi sekitar 20 hingga 130 cm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Penanganan banjir dilakukan BPBD Kabupaten Bogor dengan bantuan perangkat desa, pihak kecamatan, instansi terkait dan sukarelawan. Debit air yang menggenangi segera disedot dengan pompa yang dioperasikan dinas pemadam kebakaran menuju saluran air. Di samping itu, BPBD setempat juga melakukan pendataan dan analisis dampak di lapangan.
Longsor Sukabumi
Selain banjir, tanah longsor juga terjadi di wilayah Jawa Barat, tepatnya di Desa Girijaya, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, pada Minggu dini hari (1/8). BPBD Kabupaten Sukabumi melaporkan kejadian berlangsung pada pukul 00.15 WIB. Peristiwa ini dipicu oleh hujan berintensitas tinggi dan struktur tanah yang labil.
Kejadian ini tidak mengakibatkan korban jiwa maupun kerusakan rumah warga. BPBD setempat mencatat material longsor melanda lahan sawah seluas 50 hektar dan saluran irigasi persawahan Cikahuripan.
BPBD melaporkan hingga sore kemarin, sekitar pukul 18.00 WIB, longsoran belum mendapatkan penanganan selanjutnya karena kondisi cuaca. Pantauan BPBD menyebutkan adanya potensi longsor susulan di lokasi terdampak.
Berdasarkan pantauan prakiraan cuaca BMKG, hari ini (2/8) wilayah Jawa Barat masih berpotensi hujan yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang. Sedangkan di wilayah Nagrak, esok hari masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor.
Di sisi lain, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia berada pada musim kemarau sampai akhir Juli 2021, BMKG menyebutkan bahwa hujan secara sporadis masih berpeluang terjadi di sebagian wilayah.
(gil)