Cerita Dokter Palembang Kenal Heriyanty hingga Ditipu Rp2,3 M

CNN Indonesia
Sabtu, 07 Agu 2021 10:29 WIB
Siti Mirza Nuria, dokter di Palembang mengaku member  anak Akidi Tio, Heriyanty hingga Rp2,3 miliar untuk bisnis ekspedisi, namun tak kembali hingga hari ini.
Siti Mirza Nuria, dokter di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban penipuan anak bungsu Akidi Tio, Heriyanty. Ia mengaku ditipu oleh Heriyanty hingga Rp2,3 miliar. (ANTARA/M Rieko Elko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Siti Mirza Nuria, dokter di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban dugaan penipuan anak bungsu Akidi Tio, Heriyanty. Ia mengaku memberi uang hingga Rp2,3 miliar kepada Heriyanty untuk bisnis ekspedisi, namun tak kembali hingga hari ini.

Siti berprofesi sebagai dokter spesialis kandungan. Ia sudah mengenal Heriyanty sejak 20 tahun lalu.

Siti mengenal Heriyanty karena mendiang suaminya, Emir Rasyid, pernah menjalankan bisnis bersama Gunawan, salah satu anak Akidi Tio. Gunawan adalah kakak Heriyanty.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sama almarhum suami saya bisnis sejak lama, di bidang restoran, konstruksi, dan pengadaan barang. Tidak pernah ada kesan buruk selama suami saya berbisnis dengan kakak Ahong itu," kata Siti kepada CNNIndonesia.com, Jumat (6/8).

Sejak saat itu, ia mengaku menjadi teman akrab Heriyanty. Siti menceritakan Heriyanty bersekolah SD di Langsa, Aceh Timur. Lalu SMP di Palembang saat keluarga Akidi Tio pindah ke ibu kota Sumsel itu.

"SMA-nya dia di Hongkong, lalu kembali ke Palembang sesudah lulus. Dari situ dia mulai usaha dengan keluarga-keluarganya," ujarnya.

Siti pun tertarik menjadi rekan bisnis Heriyanty saat ditawari untuk investasi di usaha ekspedisi. Ia akhirnya memberikan uang secara bertahap yang totalnya mencapai Rp2,3 miliar untuk menyokong bisnis tersebut.

Awalnya, Siti menyerahkan uang Rp600 juta untuk modal awal. Tak ada pikiran buruk di benak Siti karena selama enam bulan pertama Heriyanty selalu memberikan bagi hasil sebesar 10-12 persen per bulan.

Ia kembali menambah investasi hingga Rp1,8 miliar. Namun, sejak Januari 2020, dirinya sudah tak menerima bagi hasil tersebut. Sampai akhirnya, Heriyanty meminjam uang kepada dirinya sekitar Rp500 juta.

"Karena selalu memberi bagi hasil akhirnya saya terus menambah investasi hingga Rp1,8 miliar. Tapi Januari 2020 sudah tidak ada lagi ngasih sampai dia terakhir pinjam Rp500 juta untuk bayar pajak kendaraan ekspedisi," katanya.

Siti masih berharap uangnya tersebut bisa dikembalikan karena saat ini sangat membutuhkan. Siti mengaku sempat mengancam melaporkan Heriyanty ke polisi apabila tak kunjung melunasi utang Rp2,3 miliar tersebut.

Heryanty, kata Siti, lantas berjanji akan membayar setelah selesai urus uang warisan di luar negeri. Namun, hingga saat ini utangnya tersebut belum juga dibayar.

"Harusnya polisi selidiki itu ada tidak uang itu. Dia juga menjanjikan akan melunasi utang ke saya bila uang warisan itu sudah bisa dicairkan," ujarnya.

Beberapa hari lalu, Siti mendatangi Polda Sumsel untuk melaporkan Heriyanty. Meski polisi sudah membuat laporan, Siti urung menandatangani laporan tersebut.

Dirinya beralasan kasihan dengan Heriyanty. Ia mengetahui keuangan kerabatnya itu sedang terpuruk.

"Saya juga nanti ribet kalau laporan, harus meluangkan waktu," kata Siti.

Namun, Siti menegaskan utang tersebut tidak ada kaitannya dengan polemik rencana pemberian Rp2 triliun yang dijanjikan Heriyanti kepada Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri untuk penanganan Covid-19.

Heriyanty masih belum bisa diperiksa oleh kepolisian setelah kondisi kesehatannya yang dikabarkan memburuk. Polisi pun mencari lima anak Akidi Tio lainnya yang berdomisili di Jakarta untuk menyelidiki kejelasan uang Rp 2 triliun tersebut.

Beredar foto laporan dari Siti Mirza tersebut dengan nomor LP/B/704/VIII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Namun, Siti menegaskan belum menandatangani laporan tersebut.

(idz/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER