Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri mengaku kebanjiran bantuan dari para dermawan untuk membantu menanggulangi dampak pandemi Covid-19 di Sumsel.
Dia menganggapnya itu sebagai 'Akidi Effect' karena mendapat banyak bantuan usai ada kegaduhan rencana pemberian bantuan Rp2 triliun dari anak bungsu Akidi Tio, Heriyanty.
"Saya pikir ini merupakan 'Akidi Effect', efek kejadian ini masih ada yang tetap membantu dengan hati ikhlas membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19," ujar Kapolda Sumsel, Senin (9/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terbaru, Polda Sumsel membantu menyalurkan bantuan dari Persatuan Masyarakat Tionghoa Palembang senilai Rp2 miliar dan dari Sido Muncul sebesar Rp500 juta berupa oksigen, beras, serta alat swab antigen.
"Saya ini hanya makelar kebaikan. Timbulnya 'Akidi Effect' saat ini banyaknya masyarakat yang bahu-membahu untuk membantu masyarakat yang terkena dampak Covid. Ini fenomena yang baik dan terus dilestarikan untuk kepentingan masyarakat," ungkap dia.
Dia pun berpesan kepada masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan agar tidak takut dengan kasus yang membeli keluarga Akidi Tio. Eko pun ke depannya juga akan lebih hati-hati.
"Saya berpesan kepada donatur yang masih mau memberikan sejumlah uang atau pun bentuk barang ke masyarakat kita, jangan mundur. Jangan ragu walaupun peristiwa ini terjadi. Demi kebaikan, Tuhan yang akan menilai," kata Eko.
Diketahui, Eko menjadi sorotan usai hadir dalam acara seremonial pemberian sumbangan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel beberapa waktu lalu. Pihak yang ingin menyumbang yakni Heriyanty, selaku anak bungsu mendiang Akidi Tio.
Eko, yang menjadi pihak penerima, sempat berfoto bareng dengan Heriyanty. Mereka memegang plakat bertuliskan Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumsel. Namun, seiring berjalannya waktu, bantuan itu tak kunjung diberikan, sehingga menjadi sorotan publik.
Kepolisian lantas memeriksa Heriyanty. PPATKjuga sudah angkat suara dan menyatakan sumbangan itu hampir dipastikan fiktif. Saat ini Heriyantydiperiksa kejiwaannya, sementara Eko telah diperiksa oleh Propam Mabes Polri.
(idz/bmw)