DKI Namakan Blok TPU Rorotan: Syuhada-Santo Yosef Arimatea

CNN Indonesia
Jumat, 13 Agu 2021 11:37 WIB
TPU Rorotan, Jakarta Utara. (CNN Indonesia/Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memberikan dua nama blok untuk warga yang dimakamkan di TPU Rorotan, Jakarta Utara selama pandemi Covid-19.

Dua nama itu yakni Blok Syuhada untuk mereka yang beragama Islam dan Blok Santo Yosef-Arimatea untuk yang beragama Kristen Protestan dan Katolik.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkap asal usul pemberian nama itu. Awalnya, ia mengatakan, selalu menyampaikan pesan penguat bagi warga yang mengantarkan anggota keluarga untuk dimakamkan.

"Selalu saya sampaikan pesan penguat. Takziyah itu sesungguhnya memang bermakna menguatkan, menghibur. Sering kami utarakan bahwa yang baru dikuburkan itu Syahid. Insya Allah dimuliakan dan berada di tempat mulia di sisi Allah SWT," kata Anies seperti dikutip dari unggahan di akun instagram-nya, Jumat (13/8).

Ia mengatakan, dari percakapan-percakapan itu, blok pemakaman untuk warga yang meninggal karena Covid-19 kemudian diberikan nama dengan pesan kemuliaan. Bukan diasosiasikan sebagai korban covid dan bukan sekadar diberi nomor blok.

"Blok pemakaman itu kemudian dinamai, dengan nama yang memiliki arti dan arti yang memiliki pesan, yaitu Blok Makam Syuhada," ucapnya.

Ia melanjutkan, bagi warga yang beragama Kristen dan Katolik, pihaknya berkonsultasi dengan FKUB yang mewakili unsur Kristen dan Katolik. Kemudian, nama yang disampaikan adalah Santo Yosef (dari) Arimatea.

"Kini blok makam itu terpampang jelas. Biarkan sanak saudara, anak-cucu yang di masa depan datang untuk berziarah akan menemui nama-nama mulia di tempat peristirahatan terakhir nenek-kakek dan leluhurnya. Barisan makam yang terjadi selama masa pandemi kali ini," katanya

Dalam unggahan itu, Anies juga mengatakan pihaknya tidak pernah mengurangi atau mengubah data-data.

Ia menyebut, kasus kematian selama pandemi selalu dilaporkan apa adanya, baik berdasarkan kriteria dari Kementerian Kesehatan maupun data kematian covid berdasarkan protokol pemakaman covid.

"Bahkan sejak awal pandemi, ketika masih ada keterbatasan kewenangan dan kapasitas testing; untuk mendeteksi adanya wabah, kami menggunakan data pelayanan pemakaman agar bisa mendeteksi bahwa wabah telah masuk dari luar negeri ke ibu kota," katanya.

Sementara itu, jika merujuk data yang diunggah di website Coronajakarta.go.id, sejak 3-9 Agustus, jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19 di Jakarta berjumlah 585.

Angka itu menurun jika dibandingkan periode 27 Juli Agustus. Saat itu, total adaada 971 pemakaman dengan protokol Covid-19.

(yoa/ain)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK