Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini gelombang sangat tinggi yang berpeluang terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 13 - 14 Agustus 2021.
Salah satunya gelombang ekstrem lebih dari 6 meter yang mungkin terjadi di sejumlah wilayah lautan, terutama di Samudra Hindia sebelah barat Kepulauan Mentawai sampai selatan Jawa Timur.
Adapun penyebab gelombang tinggi itu, BMKG menyatakan dalam siaran persnya terjadi akibat pola pergerakan angin di wilayah Indonesia saat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Tenggara - Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 5 - 20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Timur - Tenggara dengan kecepatan angin berkisar 5 - 25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Karimata bagian selatan, perairan selatan Banten, Laut Jawa, Laut Banda, dan Laut Arafuru," demikian penjelasan BMKG.
Atas peringatan dini gelombang tinggi dari BMKG tersebut, Ditjen Hubla Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menerbitkan Maklumat Pelayaran Nomor 81/Phbl/2021 tanggal 12 Agustus 2021 untuk tujuh hari ke depan.
Seperti dilansir Antara, Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kemenhub, Ahmad menyampaikan Maklumat Pelayaran ini dikeluarkan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kapal akibat cuaca buruk dan gelombang tinggi tersebut.
"Berdasarkan hasil pemantauan BMKG tanggal 11 Agustus 2021 diperkirakan pada 11-18 Agustus 2021, cuaca ekstrem dengan gelombang tinggi di beberapa wilayah," kata Ahmad, Jumat (13/8).
Adapun Maklumat Pelayaran menginstruksikan kepada Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama, Kepala Kantor KSOP, Kepala Kantor UPP, Kepala Kantor KSOP Khusus Batam, Kepala Pangkalan PLP, serta Kepala Distrik Navigasi di seluruh Indonesia untuk mewaspadai bahaya cuaca ekstrem selama satu pekan ke depan dan perkiraan adanya gelombang ekstrem di atas enam meter yang diperkirakan akan terjadi di Perairan Timur Enggano, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Selatan, Jawa Timur.
Ahmad menambahkan seluruh syahbandar diinstruksikan setiap hari memantau ulang kondisi cuaca melalui bmkg.go.id, serta menyebarluaskanya kepada pengguna jasa, termasuk publikasi di terminal atau tempat embarkasi/debarkasi penumpang.
Syahbandar juga diminta untuk menunda Surat Persetujuan Berlayar (SPB) sampai kondisi cuaca benar-benar aman untuk berlayar.
"Seluruh temuan terjadinya gangguan dan atau kecelakaan kapal dapat dilaporkan ke Puskodalops melalui nomor telepon 081196209700 atau email [email protected]," ujarnya.
Daftar lengkap tinggi gelombang per wilayah di halaman selanjutnya.
Dalam siaran persnya, BMKG melansir tinggi gelombang dari 1,25 meter hingga yang ekstrem--lebih dari 6 meter--untuk dua hari ke depan.
Peningkatan gelombang setinggi 1,25 - 2,50 meter berpeluang terjadi di beberapa perairan seperti Selat Malaka bagian utara, perairan timur Kep. Mentawai, Selat Karimata bagian selatan, Laut Jawa bagian barat dan tengah, perairan selatan Kalimantan Tengah, Selat Makassar bagian tengah, perairan Kep. Selayar - Kep. Sabalana, Laut Sumbawa bagian utara, Selat Lombok bagian utara, Laut Flores bagian barat, perairan utara Kupang - P. Rotte, Selat Ombai, perairan timur Sulawesi Tenggara, Teluk Tolo, perairan selatan Kep. Banggai - Kep. Sula, perairan selatan P. Buru - P. Seram, Laut Seram bagian timur, perairan selatan Fakfak - Kaimana, perairan Amamapre - Agats bagian barat, perairan utara dan timur Kep. Kei, perairan Kep. Sermata - Kep. Babar, perairan utara Kep. Tanimbar, perairan Kep. Aru, Laut Arafuru bagian timur.
Lalu, gelombang yang lebih tinggi kisaran 2,50 - 4,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan timur P. Simeulue - Kep. Nias, Selat Sape bagian selatan, Laut Sawu dan Selat Sumba bagian barat, perairan selatan P. Sawu, perairan selatan Kupang - P. Rotte, Samudra Hindia selatan P. Sawu - P. Rotte, perairan selatan Kep. Tanimbar - Kep. Kei, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, Laut Banda, Laut Jawa bagian timur, Selat Makasar bagian selatan, Laut Flores bagian timur.
Kemudian, gelombang yang lebih tinggi kisaran 4,0 - 6,0 meter berpeluang terjadi di perairan Indonesia lainnya adalah perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat P. Simeulue - Kep. Mentawai, Samudra Hindia barat Aceh - Kep. Nias, perairan Enggano - Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan barat, perairan selatan Banten - P. Sumba, Selat Bali - Lombok - Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Bali - P. Sumba.
Selanjutnya, gelombang ekstrem lebih dari 6 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Kep. Mentawai - selatan Jawa Timur.
Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Untuk itu, BMKG selalu mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti Perahu Nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), Kapal Tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m), Kapal Ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), dan kapal ukuran besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4,0 m).
"Mohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbau BMKG.