Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan masih sangat sedikit desa atau kelurahan yang membentuk posko Covid-19.
"Sayangnya hingga tanggal 15 Agustus dari sekitar 80 ribu desa kelurahan di Indonesia baru sekitar 23 ribu di antaranya yang telah membentuk posko," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan secara virtual, Selasa (17/8).
Tidak hanya itu, dari 23 ribu posko yang telah terbentuk itu tidak semuanya rutin melaporkan kinerja. Rata-rata hanya sekitar 46 persen desa atau kelurahan di tiap provinsi yang melapor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiku, dengan fakta tersebut maka koordinasi pusat dan daerah harus terus ditingkatkan. Dia mengatakan posko Covid-19 merupakan salah satu elemen kunci dalam keberhasilan penanganan Covid-19.
Selain itu, kata Wiku, posko Covid-19 juga menjadi ujung tombak pengawasan dan pelaporan kepatuhan protokol kesehatan serta penanganan dini pada tingkatan terkecil.
Wiku menilai penguatan kebijakan dan koordinasi antara pemda dengan pemerintah pusat merupakan salah satu dari tiga modal utama untuk Indonesia bebas dari Covid-19.
Modal lainnya ialah kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Dia mengatakan patuh dalam memakai masker dan menjaga jarak merupakan cara yang lebih efektif dan paling mudah. Menurutnya, pencegahan penularan Covid-19 harus dilakukan secara disiplin dan terus-menerus untuk mencapai kehidupan produktif yang aman.
Berdasarkan data per 15 Agustus 2021, saat ini masih ada sebanyak 25,59 persen desa atau kelurahan dengan kepatuhan memakai masker yang rendah. Sementara 26,21 persen desa atau kelurahan di Indonesia dengan kepatuhan menjaga jarak yang juga rendah.
Meski demikian, data kepatuhan ini juga belum sepenuhnya menggambarkan kondisi di lapangan karena dari 34 provinsi, hanya 4 provinsi yang lebih dari 50 persen desa atau kelurahan yang melaporkan kepatuhan protokol kesehatan.
Modal selanjutnya agar Indonesia bebas dari Covid-19 adalah kesiapan fasilitas kesehatan. Wiku mengatakan saat ini kapasitas fasilitas kesehatan Indonesia sudah jauh bertambah dan lebih baik dibandingkan pada awal pandemi.
Sebanyak hampir 117 ribu dari 276 ribu atau 42 persen tempat tidur di rumah sakit seluruh Indonesia telah dimanfaatkan untuk penanganan Covid-19.
Selain itu, jumlah laboratorium pemeriksaan juga terus bertambah saat ini. Terdapat 796 laboratorium di seluruh Indonesia yang memungkinkan pemeriksaan dalam jumlah banyak.
"Hingga per tanggal 15 Agustus cakupan testing kita secara nasional telah mencapai 325 persen atau tiga kali lipat dari standar WHO," papar Wiku.
Dengan ketiga modal tersebut, kata Wiku, apabila seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah secara disiplin dan konsisten terus menguatkan dan meningkatkannya, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan mencapai titik di mana negara dapat merdeka dari Covid-19.
![]() |