Arteria PDIP: Puan Maharani Itu Minang Banget

CNN Indonesia
Rabu, 18 Agu 2021 13:58 WIB
Ketua DPR Puan Maharani. (Tangkapan layar youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan, mengungkapkan alasan Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengenakan pakaian adat Sumatera Barat (Sumbar) saat membacakan naskah Proklamasi di Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI.

Arteria juga mengatakan Puan yang merupakan anak Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri merupakan tokoh muda dengan segudang capaian prestasi, aset, dan justru bisa membuat orang Minang bangga.

"Beliau itu Minang banget, baik dalam pemikiran, tindakan maupun kebijakan. Kenali lebih dekat beliau, pastinya membanggakan," ujar Arteria kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/8).

Kata dia, alasan Puan mengenakan pakaian adat Minang karena ingin memperkenalkan budaya Minangkabau serta memperlihatkan dwi tunggal Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.

"Kental pesan napak tilas pembacaan teks proklamasi oleh beliau Cucu biologis dan ideologis Proklamator Bung Karno sekaligus juga mewakili Bung Hatta yang berdarah Minang," kata Arteria.


Selain itu, menurutnya Puan juga ingin menyampaikan pesan bahwa pakaian adat Sumbar itu merupakan sebagai simbol kebesaran, kemegahan, dan kemuliaan perempuan di Minangkabau.

Lewat pakaian itu, Arteria berkata, Puan ingin menunjukkan bahwa perempuan Minang egaliter, sangat bertanggung jawab, menjadi poros keluarga, serta tidak berada di bawah otokrasi suami.

"Beliau juga ingin menyampaikan pesan, banggalah menjadi perempuan, khususnya bagi perempuan Minang di manapun berada akan berpaki Minang, perempuanlah yang memiliki harta pusaka, bapandam bapakuburan, sehingga tidak terpengaruh dari budaya yang dibawa oleh suaminya," kata anggota Komisi III DPR RI itu.

Ia mengharapkan langkah Puan mengenakan pakaian adat Sumbar bisa semakin membuat orang Minang bangga dengan Puan.

Puan mengenakan baju adat dari Minangkabau saat didapuk membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan RI ke 76 saat Upacara detik-detik Proklamasi di Istana Negara. Baju adat ini disebut sebagai baju adat bundo kanduang, Lintau, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Dia memakai baju kurung berwarna krem. Baju ini disebut sebagai baju batabue (baju bertabur) yang terbuat dari sulaman benang emas yang menjadi simbol kekayaan alam Sumatera Barat.

Puan juga melengkapinya dengan tingkuluak atau penutup kepala perempuan yang berbentuk seperti rumah gadang. Tingkuluak yang dipilihnya berwarna merah dengan motif kotak-kotak. Di bagian tengahnya terdapat hiasan berwarna keemasan yang senada dengan warna busananya. Di bahunya tersampir kain songket kotak-kotak merah dan emas.

Tak Ada Niat Politik

Ketua Harian Ikatan Keluarga Minang (IKM), Andre Rosiade, meyakini tidak ada niat politik Ketua DPR RI, Puan Maharani, mengenakan pakaian adat Sumatera Barat (Sumbar) saat membacakan naskah Proklamasi di Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 RI.

Ia meminta semua pihak berprasangka baik dan melihat dari sisi positif dari langkah Puan mengenakan pakaian adat Sumbar tersebut .

"Saya rasa enggak ada [cari muka atau upaya meningkatkan elektabilitas]. Mari kita berprasangka baik saja. tidak usah di zaman pandemi kita berburuk sangka terus. kita ambil sisi positif dan berprasangka baik," kata Andre kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/8).

Dengan berprasangka baik, lanjutnya, diharapkan dapat membantu Indonesia segera keluar dari masa pandemi Covid-19.

Andre pun mengaku mengapresiasi langkah Puan memakai baju Minang. Secara tidak langsung, menurutnya, langkah Puan itu menunjukkan dukungan terhadap perkembangan budaya Minang.

Waketum Partai Gerindra itu juga menjelaskan bahwa Puan memiliki darah Minangkabau, baik dari garis keturunan ibu dan ayah.

"Juga menurut saya itu menunjukkan bahwa Mbak Puan itu keturunan darah Minang," katanya.

Dia mnjelaskan bahwa, mulai dari Taufik Kiemas yang bergelar datuak karena punya darah keturunan Minang ditambah lagi Fatmawati, dan ibunda Puan Megawati Soekarnoputri.

"Neneknya Mbak Puan itu adalah keturunan Raja Indrapura di Pesisir Selatan. Jadi menurut saya positif dan perlu kita apresiasi bagaimana Mbak Puan membacakan naskah proklamasi dengan baju Bondo Kanduang," ucapnya.

Andre berharap, langkah Puan mengenakan pakaian Bundo Kanduang bisa ikut membantu pariwisata Sumbar bangkit kembali di hari mendatang.

"Mempromosikan budaya dan ini tentu harapan kita berdampak pada peningkatan pariwisata nantinya setelah PPKM berakhir," ujar Andre.

(mts/ugo)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK