Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim penurunan kasus harian virus corona (covid-19) di Indonesia dalam lima hari terakhir terjadi lantaran dampak dari pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2-4.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi juga menambahkan, vaksinasi covid-19 berdampak pada penurunan kasus. Ia menyebut, sedari awal vaksinasi memang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, serta diharapkan dapat menekan laju penularan covid-19 di Tanah Air.
"Kasus memang turun ya, dampak PPKM dan vaksinasi," kata Nadia melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, Nadia belum bisa memastikan apakah PPKM Level 2-4 akan diperpanjang lagi, ataupun mulai direlaksasi dalam waktu dekat. Ia menyebut, kebijakan pemerintah dinamis mengikuti perkembangan situasi Covid-19 setiap daerah.
Sementara itu, pemerintah pada awal PPKM Darurat--istilah sebelum PPKM Level- menargetkan tambahan kasus covid-19 harian di Indonesia harus kurang dari 10 ribu kasus. Namun sejak pemberlakuan awal pada 3 Juli lalu, belum pernah kasus covid-19 di Indonesia mencatatkan kasus harian di bawah 10 ribu.
"Perihal lanjut atau tidaknya PPKM ditunggu saja ya," kata dia.
Dihubungi terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut penurunan kasus covid-19 akhir-akhir ini merupakan kumulatif keberhasilan dari pemerintah dan masyarakat yang berkolaborasi dalam mengendalikan pandemi covid-19.
Berdasarkan data laporan Satgas Covid-19, kasus harian covid-19 secara konsisten berada di bawah 30 ribu kasus selama lima hari berturut-turut. Pada 14 Juli, terjadi penambahan harian sebanyak 28.598 kasus. 15 Juli, penambahan turun menjadi 20.813 kasus. Kemudian pada 16 Juli kembali berkurang menjadi 17.384 kasus.
Selanjutnya pada 17 Juli terlihat kembali mengalami kenaikan namun masih di rentang 20.741 kasus. Lalu pada 18 Juli turun menjadi 15.768 kasus, namun pada 19 Juli kembali naik menjadi 22.053 kasus.
"Kita patut bersyukur dengan pencapaian ini. Hal ini adalah hasil kerja keras masyarakat, serta masyarakat yang konsisten menjalankan pengendalian covid-19," kata Wiku kepada CNNIndonesia.com, Jumat (20/8).
Senada dengan Nadia, Wiku juga belum bisa memberikan kepastian kapan relaksasi PPKM akan dilakukan. Ia mengatakan, pemerintah akan terus memantau kondisi yang ada di lapangan untuk menentukan sebuah kebijakan pembatasan mobilitas.
Indikator penilaian penanganan covid-19 daerah dinilai dari aspek penambahan kasus, kesembuhan, dan kematian covid-19 mingguan. Kemudian kasus aktif, tingkat keterisian atau BOR RS rujukan covid-19, dan pembentukan posko level terkecil di masing-masing daerah.
"Jika kondisi semakin terkendali maka pengaturan pembatasan akan semakin dilonggarkan begitu juga sebaliknya," pungkasnya.
(khr/ain)