Menteri Sosial Tri Rismaharini bercerita dirinya sempat memanggul beras saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Hal itu dia sampaikan merespons lambatnya bank dan pendamping bantuan sosial (bansos) dalam menyalurkan bantuan ke masyrakat.
Risma mengaku dirinya takut berdosa pada rakyat kecil saat duduk sebagai pejabat publik. Sehingga dia selalu membawa beras di mobilnya saat bepergian untuk dibagikan ke warga miskin yang ditemuinya di jalanan.
"Saya waktu jadi Wali Kota Surabaya saking takutnya itu saya bangun pagi manggul beras untuk dibagikan ke orang di jalanan. Kalau kita diam saja ya dosa kita," kata Risma saat ditemui di Sragen, Jawa Tengah, Jumat (20/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga meminta agar bank sebagai penyalur bansos Program Keluarga Harapan (PKH) bisa lebih cepat menyelesaikan masalah penyaluran di lapangan. Pendamping penerima bansos hingga dinas sosial di daerah juga diminta sigap dalam pendataan dan penyaluran.
Menurut Risma, bantuan sosial sangat dibutuhkan rakyat miskin. Dia juga menyinggung beberapa orang yang menilai besaran bansos yang tidak seberapa, namun besar manfaatnya bagi rakyat miskin.
"Mungkin bagi kita, bagi beberapa orang di sini, bansos itu kecil, enggak masalah uang segitu. Tapi kalau buat mereka Rp300 ribu itu besar sekali, itu kehidupan mereka bergantung pada bansos," ujarnya.
"Kalau saya ngutang mungkin bisa, orang-orang percaya saya. Tapi mereka [rakyat miskin] mau ngutang ke mana kalau enggak ada bantuan," sambung Risma.
Sebelumnya, Risma menemukan ada sebanyak 1.868 rekening terblokir milik Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam bansos Program Keluarga Harapan (PKH).
Pihak bank serta pendamping bansos mengaku hal tersebut terjadi karena penerima tidak bisa ditemui atau penerima belum memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Masalah serupa juga ditemukan di Wonogiri dan Surakarta.
Risma meminta agar bank segera membuka rekening terblokir tersebut dan menyalurkan bansos PKH pada Senin (23/8) mendatang.
(mln/ain)