Penghapusan mural secara masif itu nyatanya tak membuat sejumlah pihak melunak. Gerakan Gejayan Memanggil menggelar lomba dan mengundang agar seluruh seniman di Indonesia agar berpartisipasi dalam kegiatan bertajuk 'Lomba Mural Dibungkam'.
Karya yang kemudian dihapus aparat, nantinya akan mendapat nilai lebih bagi penilaian juri.
Lomba akan berlangsung selama sepekan hingga akhir Agustus 2021. Pengumunan itu, terbuka bagi publik dan dapat diakses melalui akun Instagram @gejayanmemanggil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsepnya, menggambar adalah kebudayaan setiap anak. Pemberangusan adalah kekeliruan penguasa atau orang dewasa. Coret-coretan di tembok adalah cara-cara kebebasan bersuara terbatas dan sekarang coretan itu pun dibatasi," kata Humas Gejayan Memanggil yang minta namanya disamarkan sebagai Mimin Muralis, Selasa (24/8).
Lomba itu dapat diikuti dengan menggunggah foto karya ke instagram pribadi dan menandai akun @gejayanmemanggil. Setelah itu, peserta dapat mengkonfirmasi pendaftaran via direct message menggunakan kode 'Lomba Dibungkam'.
Karya yang dibuat harus menggambarkan semangat perlawanan, diapresiasi rakyat dan tidak mengandung unsur SARA.
Gerakan ini, merupakan bagian untuk menghidupkan semangat revolusi dan menyikapi tindakan pemerintah yang dinilainya terlalu responsif terhadap coretan-coretan dinding.
Padahal, mural itu bermuatan kritis dan lazim digunakan oleh negara-negara Eropa dan bekas jajahannya.
"Di Indonesia sebalknya, mural dianggap kriminal. Sementara baliho sampah visual dianggap representasi suara rakyat," ucapnya.