Wisma Persebaya Diduga Dijarah, Sejumlah Aset Raib
Wisma Persebaya di Jalan Karang Gayam, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, diduga dijarah. Sejumlah aset seperti AC dan kusen jendela berbahan aluminium raib.
Hal itu dibenarkan Kanit Reskrim Polsek Tambaksari Iptu Didik Ariawan. Ia mengatakan dirinya dan jajaran telah melakukan pengecekan ke lokasi.
"Memang ada AC, tralis juga [kusen jendela aluminium] hilang," kata Didik saat dikonfirmasi, Kamis (26/8).
Meski demikian, Didik mengaku belum mengetahui jumlah pasti aset yang hilang tersebut. Pihaknya, kata dia, masih melakukan pendataan.
Ia menduga pelaku penjarahan sengaja memanfaatkan situasi sepi wisma yang telah lama kosong tersebut, untuk mencuri sejumlah barang-barang di dalam gedung.
Wisma Persebaya telah lama kosong sejak terjadi sengketa antara Persebaya Surabaya dan Pemkot Surabaya di Pengadilan Negeri dan berlanjut ke proses banding di Pengadilan Tinggi, circa 2019-2020.
Satpol PP dan Linmas Kota Surabaya sendiri pernah melakukan penyegelan Wisma Persebaya pada Mei 2019 silam. Selama sengketa berlangsung, wisma ini kemudian tak berpenghuni.
"Soalnya itu mungkin memanfaatkan status quo (pembekuan karena sengketa) jadi nggak ada yang jaga," ucapnya.
Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, area depan wisma tampak tak terawat. Rumput-rumput di halaman tinggi menjulang tinggi. Jauh dari kata terurus.
Di sisi dalam, pada lantai dasar, pecahan kaca, beberapa kayu dan kertas arsip tampak berserakan di lantai dasar. Sarang laba-laba bertebaran di dinding dan langit-langit ruangan.
Meski demikian sejumlah lemari kaca dan isinya yang berupa puluhan trofi kemenangan Persebaya Surabaya masih utuh. Hanya saja kondisinya berselimut debu.
Terlihat pula jersey nomor 19 milik mendiang pemain Persebaya, Eri Irianto, tetap terpajang di salah satu sisi lemari. Ada pula foto squad dan official Bajul Ijo terpampang di sudut sebuah ruangan.
Wisma Persebaya merupakan tempat bersejarah. Tempat ini sudah seperti kawah candradimuka bagi para pemain muda Persebaya.
Di wisma ini, pemain-pemain legenda seperti Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Mat Halil, Rendi Irawan, Anang Maruf, Yusuf Ekodono hingga Almarhum Eri Irianto muncul dan dibina.
(frd/wis)