Rendah Efikasi Vaksin, Ahli Prediksi RI Sulit Herd Immunity

CNN Indonesia
Jumat, 27 Agu 2021 09:20 WIB
Epidemiolog Unair Windhu menyebut herd immunity yang ia maksud tak bisa tercapai adalah melalui vaksinasi Covid-19, bukan yang secara alamiah karena infeksi.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menyatakan herd immunity atau kekebalan kelompok dari virus corona (Covid-19) di Indonesia secara teoritik tak akan bisa tercapai. Ilustrasi (CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Epidemiolog dari Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo menyatakan herd immunity atau kekebalan kelompok dari virus corona (Covid-19) di Indonesia secara teoritik tak akan bisa tercapai.

Windhu menyebut tingkat penularan varian Delta sangat tinggi, sementara vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan kepada masyarakat memiliki efikasi yang rendah.

"Soal herd immunity tidak usah dipikirkan, karena dengan tingkat penularan varian Delta yang sangat tinggi dan efikasi vaksin yang beredar di Indonesia tidak tinggi, maka herd immunity secara teoritik tidak bakal tercapai," kata Windhu kepada CNNIndonesia.com, Rabu (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, vaksin Covid-19 yang disuntikkan sejak awal tahun ini secara masif yakni Sinovac dengan efikasi 65,3 persen. Kemudian disusul AstraZeneca dengan efikasi 62,1 persen.

Saat ini, Indonesia mulai menyuntikkan vaksin Moderna yang memiliki efikasi 94,1 persen pada kelompok usia 18 hingga di bawah 65 tahun dan 86,4 persen pada kelompok usia 65 tahun ke atas. Namun jumlahnya sangat terbatas.

Selain itu, Indonesia sudah memiliki sejumlah stok vaksin Sinopharm memiliki efikasi 78,02 persen, vaksin Pfizer memiliki efikasi 95,5 persen pada usia 16 tahun ke atas, dan 100 persen pada remaja usia 12-15 tahun, serta vaksin Sputnik-V memiliki efikasi 91,6 persen.

Windhu menggarisbawahi herd immunity yang dirinya maksud tak bisa dicapai Indonesia adalah melalui vaksin. Bukan herd immunity alamiah karena infeksi atau tertular virus.

Meski demikian, ia menilai vaksinasi yang dilakukan pemerintah sejauh ini juga tak sia-sia. Menurutnya, vaksinasi tetap berguna untuk memberi perlindungan kepada masyarakat dari laju penyebaran virus corona.

Hanya saja, kata Windhu, pemerintah saat ini tak bisa hanya menargetkan vaksinasi kepada 70-80 persen populasi penduduk. Ia menyebut vaksinasi harus mencakup seluruh populasi penduduk mulai usia 12 tahun ke atas untuk mencapai herd immunity.

"Tidak cukup lagi hanya sebagian populasi divaksinasi, sehingga harus nyaris semua total anggota populasi divaksinasi. Itu ada formula epidemiologinya dalam perhitungannya," ujarnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa kekebalan komunal di Indonesia masih tetap relevan jika vaksinasi bisa menyasar 70 persen penduduk.

Nadia tetap optimis kekebalan komunal tetap bisa tercapai kendati laju penularan dan varian Delta masih masif.

"Kita berharap kekebalan kelompok masih bisa menjadi sesuatu yang bisa kita capai, asal lebih cepat dan lebih banyak orang yang mendapatkan dosis pertama dan kedua vaksin," kata Nadia.



Berdasarkan data Satgas Covid-19 per Kamis (26/8), vaksinasi dosis kesatu sudah menyasar 59.426.934 penduduk. Sementara baru 33.357.249 penduduk yang mendapat dosis kedua.

(thr/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER