Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan menceritakan awal mula pihaknya diundang ikut dalam pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pemimpin partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Kepresidenan pada pekan lalu.
Pria yang akrab disapa Zulhas mengaku dihubungi Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung enam hari sebelum pertemuan. Ia tak tahu ada pertemuan besar antara Jokowi dengan petinggi partai koalisi.
"Memang waktu kemarin itu saya ditelpon oleh Mas Pram [Pramono Anung] itu enam hari sebelum acara itu. Saya enggak tahu kalau ada pertemuan besar," kata Zulhas saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, Selasa (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulhas mengaku baru tahu diundang ke pertemuan Jokowi dengan parpol koalisi dari Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno sehari jelang pertemuan.
"Tum [Ketum], kita diundang ini ketua-ketua partai koalisi dan sekum hadir. Oh ya oke," ujar Zulhas menirukan perbincangannya dengan Eddy ketika itu.
Wakil ketua MPR itu menyebut undangan Jokowi merupakan sebuah kehormatan. Ia mengaku bisa menyampaikan pikiran-pikiran pihaknya kepada Jokowi secara langsung.
Zulhas mengatakan tak bicara banyak dalam pertemuan Jokowi dengan parpol koalisi tersebut, meskipun banyak hal yang sebenarnya ingin disampaikan.
"Karena baru pertama kali kemarin diundang, ya saya bicaranya enggak banyak, walaupun di kepala saya banyak sekali yang ingin saya sampaikan. Tapi ya karena baru pertama, ramai-ramai," katanya.
Dalam pertemuan itu, kata Zulhas, Jokowi menyampaikan berbagai masalah yang dihadapi bangsa saat ini. Mulai dari penanganan pandemi Covid-19, ekonomi, serta hubungan pemerintah pusat dan daerah.
"Satu mengenai Covid-19, dua mengenai ekonomi, ketiga mengenai hubungan pusat-daerah," ujarnya.
Sebelumnya, PAN hadir dalam pertemuan Jokowi dengan parpol koalisi pada Rabu (25/8) lalu. Kehadiran yang diwakili Zulhas dan Eddy pun memunculkan banyak spekulasi, mulai dari reshuffle kabinet hingga rencana amendemen UUD 1945.
Sekretaris Jenderal NasDem Johnny G Plate menyebut PAN resmi bergabung dalam koalisi. Menurutnya, PAN akan memperkuat dan memperkaya gagasan-gagasan serta ide-ide baru dalam rangka melanjutkan pemerintahan dan mengisi demokratisasi Indonesia.
"Sahabat baru koalisi, Ketua Umum PAN Bapak Zulkifli Hasan dan Sekjen Bapak Eddy Soeparno. Sahabat baru kami dalam koalisi," ujar Johnny.
Dengan merapatnya PAN, Jokowi mendapat dukungan dari tujuh partai politik di DPR. Mantan wali kota Solo itu berhasil mengamankan 471 kursi parlemen. Selain itu, Jokowi juga mengantongi perolehan suara partai pada Pemilu 2019 sebesar 77,31 persen.