Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom menyatakan Presiden Joko Widodo tidak memaksakan diri memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) karena pandemi Covid-19.
Hal itu dikatakannya usai bertemu dengan Jokowi, Selasa (31/8).
Jokowi, kata Gomar, tak ingin tergesa-gesa menjalankan rencana pemindahan ibu kota saat krisis seperti saat ini. Namun, Jokowi menyampaikan rencana tersebut memang harus dimulai dari sekarang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentang ibu kota negara, pemerintah tidak ngoyo, tetapi perlu dimulai tahapannya," kata Gomar menyimpulkan pernyataan Jokowi, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (31/8).
Dia menyebut Jokowi berkaca pada Brazil dan Malaysia. Brazil memindahkan ibu kota dalam waktu 20 tahun, sedangkan Malaysia melakukannya dalam 4,5 tahun.
Gomar berkata para tokoh agama yang hadir dalam pertemuan mendukung rencana perpindahan ibu kota. Para tokoh beralasan kondisi Jakarta sudah tidak mendukung sebagai ibu kota negara yang layak.
Meski begitu, para tokoh memberikan catatan kepada Jokowi. Gomar meminta agar perpindahan ibu kota tak merugikan warga lokal Penajam Paser Utara.
"Sebaiknya kita belajar dari pembangunan Jakarta yang meminggirkan orang-orang Betawi," tutur Gomar.
Sejak terpilih pada Pilpres 2019, Jokowi mencanangkan rencana perpindahan ibu kota negara. Ia ingin memindahkan pusat pemerintahan ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Rencana itu terus dijalankan meski pandemi Covid-19 melanda. Tak sedikit kalangan yang melontarkan kritik kepada Jokowi karena terus menggenjot perpindahan IKN.
(dhf/arh)