ICW Minta Dewas KPK Evaluasi Firli Cs Terkait Harun Masiku
Indonesian Corruption Watch (ICW) meminta Dewan Pengawas (Dewas) KPK memanggil seluruh komisioner KPK dan Deputi Penindakan terkait pencarian buron kasus dugaan suap penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019-2024 dari PDIP, Harun Masiku.
Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana menilai Dewas KPK perlu mengevaluasi kinerja Firli Bahuri Cs hingga Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Karyoto.
"ICW merekomendasikan agar Dewan Pengawas KPK segera turun tangan untuk menyelesaikan polemik pencarian Harun Masiku dengan memanggil serta mengevaluasi kinerja Deputi Penindakan dan seluruh Komisioner KPK," kata Kurnia dalam keterangannya, Selasa (6/9).
Kurnia menyatakan proses pencarian Masiku telah memakan banyak waktu dan berlarut-larut. Ia menilai alasan Karyoto terkait kendala pencarian Masiku terlalu mengada-ada.
Menurut Kurnia, dalam keadaan darurat seperti pandemi Covid-19 ini, KPK bisa memanfaatkan jaringan penegak hukum mereka di luar negeri untuk mendeteksi keberadaan mantan caleg PDIP itu.
"Jika untuk kebutuhan khusus, terlebih penegakan hukum, tentu KPK memiliki jaringan dengan penegak hukum di negara lain untuk bisa mendeteksi dan memastikan keberadaan Harun Masiku," katanya.
Lihat Juga : |
Kurnia curiga Masiku sengaja dilindungi sejumlah pejabat tinggi agar tidak diproses hukum. Menurutnya, kasus Masiku sengaja ditutupi karena terkait dengan elit politik tertentu.
Kecurigaan Kurnia muncul karena ia mendengar kabar pegawai KPK diduga diintimidasi oleh sejumlah oknum di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain itu, kata Kurnia, sejumlah pegawai yang terlibat dalam pencarian Masiku kini pun dinonaktifkan karena dinilai tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK).
"Sederhananya, jika Harun Masiku tertangkap, maka elit partai politik tersebut pasti akan ikut terseret juga," ujarnya.
Sebelumnya, Karyoto menyatakan proses pencarian Masiku saat ini terkendala akibat pandemi Covid-19. Ia memang sempat mendengar keberadaan Masiku di luar negeri. Namun, pandemi menyebabkan proses penangkapan urung dilaksanakan.
"Hampir sama informasi Harun Al Rasyid (penyelidik non aktif) dan kami, hanya saja karena tempatnya bukan di dalam, kita mau ke sana juga bingung. Pandemi sudah berapa tahun," ujar Karyoto dalam jumpa pers di kantornya, Selasa (24/8).
Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri mengklaim pihaknya terus berupaya mencari keberadaan Masiku baik di dalam dan luar negeri. Ia meminta kepada masyarakat yang mengetahui Masiku melaporkan ke penegak hukum.
"KPK masih terus bekerja serius mencari keberadaannya baik di dalam maupun di luar negeri," kata lewat keterangan tertulis, Senin (6/9).