Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim belum ditemukan kasus penularan virus corona (Covid-19) di sekolah-sekolah sejak masa penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) diberlakukan di Jakarta sejak 30 Agustus 2021 lalu.
Hal itu ia sampaikan saat mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) ke beberapa sekolah di Jakarta, Rabu (8/9)
"Nah kali ini kita baru jalani 10 hari. Sejauh ini alhamdulillah enggak ada kasus penularan yang terjadi," kata Anies dalam rekaman suara yang dirilis oleh Setwapres, Rabu (8/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Anies menjelaskan bahwa pihaknya telah melaksanakan uji coba PTM terbatas sejak April-Juni 2021di 81 sekolah. Sekolah-sekolah itu, klaim dia tak terjadi penularan Covid-19 setelah melewati dua kali asesmen.
"Dari pengalaman itu, tidak ditemukan kasus penularan. Ini pengalaman April, Mei, Juni," kata dia.
Selain itu, Anies juga meminta kepada pihak sekolah untuk memantau para siswa yang masuk mengikuti PTM. Sebab, jumlahnya terbatas hanya 50 persen kapasitas sehingga mudah dipantau.
Anies juga meminta pihak sekolah memastikan bahwa di rumah para siswa tidak ada yang positif Covid-19. Anies meminta sekolah harus mencari tahu yang terjadi pada siswa itu apabila ada yang dua hari berturut-turut tidak masuk sekolah.
"Jadi jumlah siswa ga terlalu banyak ikut ptm 50 persen. Diharapkan mampu mengontrol anak-anaknya," kata dia.
Di tempat yang sama, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwasiswa atau guru yang terpapar Covid-19 tidak diperkenankan ke sekolah. Hal itu sebagai salah satu syarat pelaksanaan PTM yang harus dipatuhi.
"Di rumahnya tidak boleh ada yang terpapar Covid-19. Kalau ada siswa yang di rumahnya terpapar, dia tidak boleh ikut tatap muka atau gurunya ada yang di rumahnya terpapar, tidak boleh mengajar," kata Ma'ruf.
Ia juga menyebut syarat lain yang harus dipenuhi untuk melaksanakan PTM yakni seluruh siswa dan guru harus sudah divaksinasi. Ma'ruf menemukan bahwa hampir seluruh siswa sudah divaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali, termasuk para gurunya dari hasil tinjauan ke sekolah-sekolah tersebut.
"Kalau terpapar enggak boleh mengajar. Dan kalau sekolah ada terjadi [penularan] siswa, maka diisolasi atau ditutup nanti sekolahnya," kata dia.