Cuaca Buruk Hambat Pencarian 25 ABK KM Hentri yang Terbakar

CNN Indonesia
Kamis, 09 Sep 2021 10:28 WIB
Cuaca buruk, hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan bagi regu penyelamat mencari 25 ABK KM Hentri yang terbakar di Perairan Maluku.
Ilustrasi kapal terbakar di laut lepas. Foto: Arsip Istimewa
Ambon, CNN Indonesia --

Cuaca buruk, hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi menjadi hambatan bagi regu penyelamat untuk melakukan operasi SAR dalam mencari 25 Anak Buah Kapal (ABK) yang dilaporkan hilang setelah KM Hentri terbakar di Perairan Molu Tanimbar dan Pulau Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara.

Kepala Basarnas Ambon, Mustari menuturkan pihaknya belum mengirimkan personel menuju lokasi kebakaran kapal karena gelombang tinggi mencapai 6 meter masih menyelimuti sekitar perairan Maluku Tenggara.

"Belum dilakukan pencarian karena terkendala cuaca di perairan Maluku Tenggara," ujar Mustari melalui pernyataan resmi, Kamis, (9/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mustari mengatakan tim masih melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menyiapkan alat pendukung operasi pencarian, sementara kondisi cuaca buruk memicu gelombang tinggi mencapai 6 meter masih menyelimuti sekitar Perairan Molu Tanimbar dan Pulau Tanimbar Kabupaten Maluku Tenggara.

"Cuaca lagi tidak mendukung, nanti perkembangannya kami teruskan ke grup," ujarnya.

KM Hentri penangkap cumi terbakar di sekitar Pulau Molu Tanimbar dan Pulau Tanimbar Maluku Tenggara pada Rabu, (8/9).

Kapal membawa 32 anak buah kapal berlayar dari pelabuhan Muara Angke Jakarta menuju Merauke, Papua, kemudian diadang cuaca buruk di perairan Maluku.

Kapal sempat diterjang gelombang tinggi mencapai 3 meter yang memicu munculnya api dan asap tebal hingga membakar badan kapal sekitar 50 mil dari Perairan Tanimbar dan Pulau Tanimbar Maluku Tenggara.

Dalam kondisi itu, sekitar 30 Anak Buah Kapal (ABK) terpaksa meloncat ke laut untuk menyelamatkan diri. Dari jumlah tersebut lima orang ditemukan selamat oleh sebuah Kapal Pencari Telur Ikan sekitar 20 mil dari Pulau Mulo.

"Satu per satu ABK dievakuasi menuju Desa Mun Pulau Tanimbar Kei, Maluku Tenggara untuk mendapat pelayanan kesehatan,"kata Mustari.

Sementara, kata Mustari, sekitar 27 Anak Buah Kapal (ABK) yang sudah teridentifikasi dengan rincian 25 belum ditemukan dan dua orang dinyatakan meninggal dunia.

(sai/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER