Ganjil Genap di 5 Gerbang Tol Bandung Berlaku Akhir Pekan Ini
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung bersama Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polrestabes Bandung kembali memberlakukan kebijakan sistem ganjil genap di lima gerbang tol Kota Bandung. Pemberlakuan penyekatan ini dilaksanakan pada akhir pekan, Jumat (10/9) hingga Minggu (12/9).
Adapun pemberlakuan sistem ganjil genap ini dilakukan di lima titik yang tersebar di gerbang keluar tol, yaitu Tol Pasteur, Tol Pasirkoja, Tol Kopo, Tol Buahbatu, dan Tol GT Moch Toha.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Dan Ketertiban (PDKT) Dishub Kota Bandung Asep Kuswara, cara bertindak atau CB ganjil genap tersebut sama seperti pekan lalu. Penyekatan dilakukan bagi kendaraan dengan nomor polisi di luar wilayah Bandung raya atau pelat D.
"Secara teknis, CB ganjil-genap yang akan diberlakukan sama seperti penerapan pekan lalu. Di mana pemberlakuan aturan dilakukan dalam dua shift yaitu, mulai pukul 06.00-14.00 WIB dan 14.00-21.00 WIB," kata Asep saat dihubungi wartawan, Jumat (10/9).
Asep mengatakan, penerapan kembali sistem ganjil genap ini karena dinilai sukses dalam menekan tingkat mobilitas masyarakat. Dengan begitu, risiko penularan Covid-19 di Kota Bandung dapat ditekan pada pekan kemarin.
"Berdasarkan hasil evaluasi, pola serupa yang dilakukan pekan lalu cukup efektif terhadap tercapainya penurunan mobilitas termasuk kepadatan lalu lintas kendaraan di dalam Kota Bandung. Persentase penurunan mobilitas di setiap tol ada yang mencapai 4 persen, 2,5 persen, bahkan 5 persen," tuturnya.
Terkait jumlah petugas gabungan, Asep mengatakan ada 450 personel. Petugas terdiri dari Dishub, Satlantas Polrestabes Bandung, TNI, dan Satpol PP Kota Bandung. Ratusan personel tersebut disebar di lima gerbang tol.
Terkait rencana penyekatan jalur arteri di Kota Bandung, Asep menyatakan hal itu belum akan diberlakukan dan bersifat situasional. Apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas di gerbang tol, maka hal itu akan diberlakukan.
Asep meminta agar masyarakat dapat mematuhi arahan yang diberikan petugas di lapangan. Sebab, hal itu demi kepentingan bersama dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19 di Kota Bandung.
"Selain itu, kami berharap agar masyarakat yang terpaksa melakukan mobilitas adalah yang benar-benar memiliki keperluan mendesak. Tapi jangan sampai terjadi kerumunan agar Covid-19 dapat segera hilang di Kota Bandung dan Indonesia," ujarnya.
(hyg/gil)