PTM di Bandung: Kapasitas Kelas 30 Persen, Belajar 2 Jam

CNN Indonesia
Rabu, 08 Sep 2021 15:59 WIB
Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas mulai dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat hari ini, Rabu (8/9).
Ilustrasi. Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (ptm) di tengah pandemi Covid-19 yang belum reda. (AFP/ADEK BERRY)
Bandung, CNN Indonesia --

Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas mulai dilaksanakan di Kota Bandung, Jawa Barat hari ini, Rabu (8/9).

Sekolah yang menerapkan PTM terbatas, menerapkan jumlah siswa sebanyak 20-50 persen dari kapasitas kelas dan dilakukan secara bergiliran tergantung kebijakan sekolah masing-masing.

"Rata-rata 30-40 persen dari ruang kapasitas kelas yang dipergunakan. Kemudian dalam waktu yang bersamaan yang masih melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga terakomodasi secara maksimal. Rata-rata ada 16 orang 1 kelas dari 32 orang, sisanya melalui daring," kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung Ema Sumarna saat memantau pelaksanaan PTM di SMP-SMA PGII Kota Bandung, Rabu (8/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, sebanyak 330 sekolah dari semua jenjang pendidikan dinyatakan lolos verifikasi dan bisa melakukan PTM yang dimulai pada 8 September 2021 dengan kapasitas yang masih terbatas atau dilakukan secara hybrid, PTM dan PJJ.

Dari hasil pantauan, Ema menilai secara keseluruhan, pelaksanaan PTM di sekolah tersebut sudah sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Sarana dan prasarana atau fasilitas daya dukung kesehatan dalam rangka PTM di masa pandemi pun telah dipenuhi.

Meski begitu, Ema mengakui masih ada orang tua dari peserta didik yang belum mengizinkan untuk PTM. Namun dia berpesan kepada sekolah, hak peserta didik tersebut harus dipenuhi 100 persen, sehingga kualitas pembelajaran harus sama.

"Berbicara substansi dan kualitas mata pelajaran yang diserahkan itu harus sama. Mereka besoknya bergiliran (mengikuti PTM), kecuali yang orang tuanya belum setuju, itu juga menjadi hak mereka. Kita hargai karena tidak ada unsur pemaksaan," ujarnya.

Ema mengatakan, sekolah bersama Satgas harus mengevaluasi proses PTM. Bahkan Dinas Pendidikan harus setiap hari memantau pelaksanaan PTM agar komitmen dan disiplin protokol kesehatan tetap terjaga.

"Kalau ada pelanggaran, pertama kita beri peringatan. Kalau membandel pelanggaran kedua atau ketiga kita eksekusi dengan kebijakan bisa tutup lagi (pelaksanaan PTM-nya) kembali ke PJJ," ucapnya.

Ema mengungkapkan, untuk sekolah yang belum melaksanakan PTM masih menunggu hasil dari tim verifikator yang saat ini masih memverifikasi 1.692 sekolah lainnya.

"Saya punya keyakinan PTM pasti bertambah. Dalam waktu yang bersamaan sebetulnya satgas yang lain, kemudian satgas di kecamatan itu bergerak. Bahkan kemarin kami sudah sepakat bahwa nanti semua SKPD ini komandannya pak kadisdik yang mengoordinasikan," katanya.

Sementara itu, Kepala SMP PGII Kota Bandung Irwan Andriawan mengatakan, siswa yang mengikuti PTM di kelas berjumlah sekitar 30 persen dari kapasitas. Meski sudah diizinkan sampai 50 persen, tetapi pihaknya akan melakukan secara bertahap.

"Jadi kita bergilir agar semua merasakan proses PTM. Sesudah melihat kondisi, kita akan menghadirkan sesuai instruksi pemerintah 50 persen. Kita bergiliran dengan nomor absen misal 1-10, besoknya 11- 20," ujarnya.

Menurut Irwan, 93 persen orang tua siswa telah menyetujui dan mendukung PTM. Hal itu terlihat dari 85 persen siswa SMP PGII yang telah melakukan vaksinasi Covid-19.

"Artinya orang tua antusias mendukung pelaksanaan PTM. Kita lakukan 2 jam untuk proses pembelajaran. Jadwal siswa yang masuk dan pulang juga berbeda. Seperti kelas 7 masuk pukul 07.00 WIB, kelas 8 masuk 07.30 WIB, dan kelas 9 masuk pukul 08.00 WIB. Jadi pulangnya akan berbeda juga," ujarnya.

(hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER