RI Terima Empat Gelombang Vaksin dalam Satu Hari

KPC PEN | CNN Indonesia
Jumat, 10 Sep 2021 20:41 WIB
Indonesia menerima kedatangan vaksin tahap 52, 53, 54, dan 55 dari berbagai merek berbeda pada Jumat (10/9).
Ilustrasi kedatangan vaksin Covid-19 ke Indonesia. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumat ini (10/9) Indonesia kedatangan vaksin empat gelombang sekaligus, yakni ke-52, 53, 54, dan 55 dari berbagai merk berbeda.

Pertama adalah tahap ke-52 yaitu vaksin Pfizer berjumlah 639.990 dosis berupa vaksin jadi yang tiba pukul 09:15 WIB. Kemudian kedatangan tahap ke-53 berupa 2.079.000 dosis CoronaVac, lalu tahap ke-54 adalah vaksin AstraZeneca dengan jumlah 615.000 dosis yang merupakan vaksin jadi, yang tiba pukul 10:10 WIB.

Kemudian tahap ke-55 berupa vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi berjumlah 358.700 dosis yang merupakan hibah dari Pemerintah Perancis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Vaksin AstraZeneca ini merupakan bantuan dari pemerintah Perancis melalui mekanisme COVAX," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Jumat (10/9). 

Menurut Retno, vaksin hibah dari Pemerintah Perancis ini merupakan tahap pertama dukungan kerja sama dose-sharing dari total komitmen 3 juta dosis. Ia pun mengucapkan terima kasih pada Perancis atas solidaritas dan persahabatannya. 

Terhitung dari awal hingga kedatangan tahap ke-55, jumlah vaksin yang dimiliki Indonesia hingga saat ini adalah 229.615.290 dosis vaksin, baik dalam bentuk bulk maupun yang telah jadi.

Retno menyatakan bahwa saat ini masih terjadi ketimpangan distribusi vaksin di seluruh dunia. Dari 5,5 miliar dosis vaksin telah disuntikkan, 80% di antaranya di negara berpendapatan menengah dan tinggi.

WHO sendiri menargetkan 10% populasi setiap negara telah divaksinasi hingga akhir September 2021 ini. Retno menilai target WHO ini bisa dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi, sementara negara berpendapatan rendah saat ini belum ada yang mencapai target 10%.

Retno mengatakan Dirjen WHO berharap komitmen dose sharing segera dipenuhi paling lambat akhir September 2021. COVAC pun mengeluarkan pernyataan serupa bahwa dose sharing dapat dilakukan dalam skala lebih besar.

"Target COVAC untuk menyalurkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 menghadapi kendala. Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval," ujarnya.

Retno memastikan mesin diplomasi Indonesia akan terus bergerak dengan kecepatan penuh agar kebutuhan vaksin nasional dapat terpenuhi, dengan tetap menyuarakan akses yang adil terhadap vaksin untuk semua negara.

"Dukungan rakyat Indonesia dengan melakukan vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangat diperlukan. Ayo vaksinasi, dan kita jalankan protokol kesehatan. Insya Allah dengan ikhtiar kita semua dan kerja keras bersama, kedisiplinan, dan persatuan kita dapat keluar dari pandemi," kata Menlu.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER