Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar, mengungkapkan bahwa dukungan kelompok garis keras di Indonesia sedang bergeser dari ISIS ke Taliban. Menurutnya, pergeseran dukungan itu terlihat sejak Taliban berhasil berkuasa di Afghanistan.
"Jadi mereka kami lihat ada yang kita anggap mereka sebelumnya adalah kelompok ISIS, tapi kok rasanya mereka jadi lebih dukung Taliban," kata Boy dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (15/9).
Dia mengatakan analisis pihaknya tersebut berdasarkan laporan dari pihak intelijen. Padahal, menurut Boy, ISIS dan Taliban merupakan dua kelompok yang sebenarnya berkelahi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kayaknya lagi ini pak, dukung ISIS atau dukung Taliban. Padahal Taliban dengan ISIS berkelahi di sana," ucapnya.
Mantan Kapolda Papua itu melanjutkan, pihaknya menduga pergeseran dukungan dari kelompok garis keras di Indonesia ini tak lepas dari sejarah masa lalu.
Menurutnya, kelompok garis keras di Indonesia terlihat ingin mengulang sejarah hubungan antara gerakan terorisme dan Afghanistan.
"Mereka sebenarnya juga ada pihak-pihak memprovokasi memberangkatkan yang mereka katakan mujahid karena punya sejarah tahun 80an sekian, seperti katakan Ali Imron, Imam Samudera, Hambali, itu kan mereka lahir di Afghanistan," ucapnya.
"Jadi mereka ingin mengulang kembali rasanya era-era seperti itu, tapi kami lihat sebelumnya mereka sebenarnya pendukung-pendukung ISIS," imbuh mantan Kadiv Humas Polri tersebut.