Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjawab ledekan adiknya, Kaesang Pangarep tentang tanggung jawab wali kota yang tak sepadan dengan gaji yang diterima.
Gibran mengakui pendapatannya sebagai wali kota Solo jauh lebih kecil dibanding saat masih menjadi pengusaha.
"Tapi kan urip ora selamanya golek duit (hidup tidak selamanya cari uang)," katanya saat ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngipang, Rabu (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan tujuannya menjadi wali kota Solo bukan untuk mengejar pendapatan. Sejak kampanye, Gibran berulang kali mengaku mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo untuk memberi manfaat kepada masyarakat lebih luas.
"Nek golek duit ya pilih dadi penguasaha wae (kalau cari uang ya pilih jadi pengusaha saja)," katanya.
Meski demikian, Gibran mengaku tak selalu mengambil gajinya sebagai Wali Kota. Hanya saja, gaji tersebut ia salurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan.
"Untuk beli beras, bayar SPP warga, bayari warga yang nggak bisa nebus obat," katanya.
Tak jarang, Gibran harus merogoh kocek pribadi untuk memenuhi kebutuhan warga tersebut.
"Kadang-kadang malah tombok. Yo rapopo (Nggak apa-apa). Sekali lagi, kembali lagi ke tadi, saya di sini bukan untuk cari duit," katanya.
Hanya saja, ia enggan menyebutkan jumlah uang pribadinya yang dikeluarkan untuk keperluan tersebut.
"Namanya tombok ya nggak usah dipikir. Yang penting wargane sehat, iso berobat, iso sekolah (bisa berobat, bisa sekolah)," katanya.
Sebelumnya, Kaesang meledek Gibran yang menjadi wali kota Solo dengan menyebut gajinya jauh lebih kecil dibanding menjadi pengusaha. Sementara wali kota Solo harus bertanggung jawab kepada ratusan ribu warganya. Ia juga meledek Gibran yang sempat terinfeksi Covid-19 karena harus menemui banyak orang selama bertugas.
(syd/gil)