Pakar Sebut Usia Produktif Paling Banyak Kena Varian Delta

CNN Indonesia
Kamis, 23 Sep 2021 20:57 WIB
Warga yang terinfeksi varian delta sebagian besar adalah kelompok usia produktif yaitu 19-50 tahun. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pakar Biologi Molekuler Amin Soebandrio mengungkapkan kasus warga terinfeksi mutasi virus SARS-CoV-2 varian delta B1617.2 di Indonesia paling banyak dijumpai pada warga kelompok usia produktif.

"Kalau kita lihat distribusi umur, ternyata yang terinfeksi varian delta ini sebagian besar ada di usia produktif yaitu 19-50 tahun ini yang paling banyak," kata Amin dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Tim Mitigasi, Kamis (23/9).

Amin menilai varian Delta memang berbahaya karena kecepatan penularan yang tinggi. Selain itu, studi terkini menurutnya menyebutkan bahwa pasien yang terinfeksi varian Delta memiliki viral load sekitar seribu kali lebih tinggi dari mereka yang terinfeksi Covid-19 strain B.1.

Selanjutnya, apabila gejala infeksi virus corona awal membutuhkan waktu sekitar sepekan untuk muncul, maka gejala infeksi pada varian Delta muncul lebih cepat dalam waktu sekitar empat hari sehingga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Adapun berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, sebanyak 6.439 spesimen telah diperiksa dengan menggunakan metode whole genome sequencing (WGS). Dari jumlah pemeriksaan tersebut ditemukan total ada 2.720 kasus Covid-19 varian Delta di Indonesia.

"Sebaran kasus varian Delta telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia," ujar Amin.

Tak jauh beda dengan Amin, Kemenkes pada awal Agustus lalu menyebut faktor meningkatnya jumlah kematian warga akibat terinfeksi virus corona pada golongan usia 30-59 tahun disebabkan oleh pengaruh varian Delta.

Sebagaimana diketahui, tren kasus kematian warga akibat terpapar virus corona pada usia di bawah 60 tahun meningkat drastis pada Juli 2021. Jumlahnya bahkan melampaui angka kematian pada lansia yang notabenenya disebut sebagai kelompok yang selama ini rentan pada paparan Covid-19.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kala itu menyebut mobilitas pada usia produktif yang masih belum bisa dibatasi secara penuh lantas menjadikan penularan semakin masif dan agresif, apalagi kemudian ditambah dengan kontribusi varian delta.

Nadia menjelaskan, varian delta B1617.2 memiliki ciri khas tingkat penularan yang lebih cepat dan agresif dari varian alfa B117 yang sudah lebih dulu diidentifikasi Indonesia. Ia menyebut varian delta memiliki kecepatan enam kali lipat lebih cepat menular dari varian alfa.

Ia lantas menilai sifat penularan varian delta itu yang kemudian menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 secara eksponensial terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Pun sifat varian Delta yang mampu meningkatkan keparahan berpotensi besar melahirkan kematian baru.

Infografis 7 Provinsi Diwaspadai Melonjak Imbas Varian Delta. (CNN Indonesia/Basith Subastian)
(khr/pmg)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK