Vaksinasi Covid-19 Merata dan Setara, Turut Jangkau WNA

KPCPEN | CNN Indonesia
Kamis, 30 Sep 2021 09:53 WIB
Pemerintah tetap berupaya mengadakan vaksinasi yang merata dan setara, baik untuk lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, hingga Warga Negara Asing (WNA).
Ilustrasi WNA yang jalani vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Pemerintah tetap berupaya mengadakan vaksinasi yang merata dan setara, baik untuk lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, hingga Warga Negara Asing (WNA). (Foto: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Indonesia terus mencatatkan peningkatan cakupan vaksinasi nasional, seiring dengan perbaikan indikator penanganan pandemi. Per Rabu (29/9) pukul 12.00 WIB, dosis pertama vaksin Covid-19 mencapai hampir 90 juta dosis.

Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, capaian yang melibatkan lebih dari 100 ribu vaksinator dan relawan itu sama artinya seperti memvaksinasi hampir seluruh populasi Vietnam, dan hampir 3 kali populasi Malaysia. Sementara, lebih dari 50 juta jiwa telah menerima vaksinasi lengkap.

"Jumlah ini setara dengan memvaksinasi seluruh populasi Singapura dengan 10 kali putaran, yang dilakukan hanya dalam 9 bulan," ujar Reisa dalam siaran pers dari Media Center Forum Merdeka (FMB) 9-KPCPEN pada Rabu (29/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menegaskan, pemerintah akan tetap berupaya mengadakan vaksinasi yang merata dan setara, baik untuk lansia, penyandang disabilitas, anak-anak, hingga Warga Negara Asing (WNA). Terkait vaksinasi untuk WNA, hal itu telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan yang menyatakan, selain diplomat dan pemegang kartu izin tinggal KITAS dan KITAP, WNA yang berstatus pengungsi juga berhak divaksinasi dengan skema vaksin Gotong Royong.

Hingga saat ini, keluarga besar badan UN Agencies yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa telah memvaksin 300 pengungsi. Pemerintah daerah juga disebut dapat memfasilitasi vaksin bagi pengungsi, dengan catatan cakupan vaksinasi daerah minimal mencapai 70 persen untuk dosis pertama.

"Langkah ini menunjukkan Indonesia mendukung National Unity and Global Solidarity sebagai kunci untuk mengatasi pandemi," kata Reisa.

Panduan untuk Orang Tua Hadapi PTM

Pada saat bersamaan dalam momentum baik ini, pemerintah juga memulai kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Reisa menjelaskan, dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), maka mobilitas masyarakat juga dipastikan meningkat.

Untuk itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengeluarkan panduan protokol kesehatan untuk keluarga, di antaranya berisi tips beraktivitas di luar rumah yang mencakup memakai masker dengan baik dan benar, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dari orang lain, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Reisa menyebut, orang tua diharapkan selektif bepergian, antara lain dengan memastikan kesehatan kondisi tubuh sebelum pergi, membawa perlengkapan protokol kesehatan yang dibutuhkan, dan segera membersihkan diri sesampai di rumah. Pasalnya, kegiatan di luar rumah berpotensi menimbulkan penularan baru.

"Harus tetap bermasker, terutama di ruang publik. Jangan berkerumumn apalagi sengaja memicu kerumunan," imbuh Reisa.

Penggunaan masker itu termasuk harus dilakukan dengan benar di sekolah. Reisa menambahkan, titik lengah PTM adalah ketika anak didik berinteraksi dengan keluarga di rumah. Sebagai panduan, Satgas Perubahan Perilaku pun menerbitkan panduan bagi orang tua. Panduan itu antara lain bahwa PTM hanya dilakukan di bukan wilayah yang bukan PPKM Level 4, dan anak harus dipastikan tidak sakit saat akan berangkat.

Dia pun menganjurkan agar siswa memakai masker ganda. Selain itu, orang tua dapat membekali anak dengan masker cadangan, hand sanitizer, serta tisu basah dan kering.

Optimalisasi PeduliLindungi

Dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa pemerintah akan memaksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai alat monitoring mobilitas.

Pada Oktober mendatang, Kemenkes akan memperbarui fitur PeduliLindungi sehingga bisa diakses di aplikasi platform digital lain seperti Gojek, Grab, LinkAja, Tokopedia, Traveloka, Tiket, Dana, Cinema XXI, hingga Jaki.

Ke depannya, masyarakat tak lagi perlu mengunduh aplikasi PeduliLindungi ,terutama bagi mereka yang tak memiliki perangkatnya. Status hasil tes swab PCR maupun antigen, dan sertifikat vaksin warga yang akan bepergian dengan pesawat dan kereta api akan tetap dapat teridentifikasi, meskipun tanpa mengunduh PeduliLindungi.

"Status tersebut bisa diketahui melalui nomor NIK saat membeli tiket," kata Nadia.

Ditambahkan, masyarakat juga bisa memeriksa status secara mandiri melalui PeduliLindungi di tempat yang tidak terintegrasi dengan aplikasi. Caranya, masukkan Nomor Induk
Kependudukan (NIK). Nantinya, masyarakat akan langsung mengetahui kelayakan statusnya untuk masuk ke tempat yang dituju melalui notifikasi yang muncul.

"Masyarakat tidak perlu ragu mengunduh PeduliLindungi karena tujuannya berikan perlindungan terhadap Covid-19," ujar Nadia.

(rea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER