KONI Jatim Keberatan Kebijakan Pemkot soal Karantina Atlet

CNN Indonesia
Rabu, 06 Okt 2021 23:00 WIB
KONI Jatim keberatan dengan kebijakan Pemkot Surabaya yang akan mengarantina official serta atlet Provinsi Jatim yang pulang dari PON XX Papua.
KONI Jatim keberatan dengan kebijakan Pemkot Surabaya yang akan mengarantina official serta atlet Provinsi Jatim yang pulang dari PON XX Papua. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF).
Surabaya, CNN Indonesia --

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONIJawa Timur (Jatim) keberatan dengan kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yang akan mengarantina official serta atlet Provinsi Jatim yang berasal dari Surabaya, sepulang dari PON XX Papua.

Ketua Harian KONI Jatim, M Nabil mempermasalahkan kebijakan yang tertuang dalam surat BPB Linmas Kota Surabaya, nomor 443.2/13174/436.8.4/2021 yang ditandatangani oleh Kepala BPB Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto.

Pasalnya kata Nabil, para atlet maupun official yang berangkat ke PON XX Papua, sudah melaksanakan serangkaian check up kesehatan dan tes swab PCR rutin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemkot Surabaya seharusnya mempertimbangkan kebijakannya, karena sebelum berangkat atlet Jatim sudah swab PCR. Saat mau tanding di swab antigen. Menjelang kepulangan harus swab PCR lagi," ujar Nabil, Rabu (6/9).

Menurut Nabil, kebijakan itu juga bisa menimbulkan kesan diskriminasi terhadap daerah. Ia mempertanyakan mengapa karantina ini hanya dikenakan bagi orang yang usai bepergian dari Papua, sementara daerah lain tidak.

"Kenapa hanya kepulangan yang dari Papua saja yang harus dikarantina. Apakah Papua belum steril dari Covid-19 dibandingkan daerah lain. Hal ini akan menjadi sensitif dan membuat tersinggung karena hanya Pemkot Surabaya saja yang seperti ini," ucapnya.

Nabil pun meminta Pemkot Surabaya, untuk kembali mempertimbangkan kebijakan karantina bagi atlet tersebut. Sebab menurutnya hal itu bisa menimbulkan permasalahan baru antara Jatim dan Papua.

"Untuk dipertimbangkan lagi kebijakan yang dapat menimbulkan masalah baru antara Jawa Timur dan Papua," tandasnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta para atlet dan official kontingen Provinsi Jawa Timur dari Kota Surabaya, menjalani karantina setelah mengikuti ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua nanti.

Mereka yang ber KTP Surabaya, diminta menjalani karantina selama lima hari di tempat yang sudah disediakan, dan tes swab, untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Hal itu tertulis melalui surat Pemkot Surabaya kepada Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur (Jatim) pada 4 Oktober 2021 bernomor 443.2/13174/436.8.4/2021.

Saat dikonfirmasi, BPB Linmas Surabaya, Irvan Widyanto membenarkan bahwa surat tersebut diterbitkan dan ditandatangani olehnya. Surat itu, kata dia, diterbitkan sebagai upaya memperhatikan kesehatan para atlet Surabaya.

"Ini adalah upaya kami untuk memperhatikan kesehatan para atlet kota Surabaya pasca-kepulangan dari Papua," kata Irvan tertulis, Rabu (6/9).

Meski demikian, Irvan menyampaikan pihaknya masih melakukan koordinasi dan mencari alternatif lain, bila para atlet tidak berkenan atau keberatan menjalani karantina lima hari usai pulang dari Papua.

"Mohon jangan diartikan macam-macam nanti mengganggu konsen para atlet kita yang sedang berlaga," ucapnya.

(frd/agt)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER