Novel soal Orang Pegangan Azis: Tugas KPK & Dewas Cari Bukti

CNN Indonesia
Kamis, 07 Okt 2021 08:17 WIB
Novel Baswedan menyindir KPK dan Dewas KPK seharusnya aktif mencari bukti orang dalam Azis Syamsuddin selain Stepanus Robin, bukannya malah pasif.
Eks Penyidik KPK Novel Baswedan. (CNN Indonesia/ Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, menyatakan tugas lembaga antirasuah dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK adalah aktif mencari bukti, bukan menunggu diberi secara pasif.

Hal itu disampaikan merespons sikap Dewas KPK yang menunggu laporan dan bukti terkait dugaan delapan orang pegangan Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin di internal KPK yang diduga bertugas untuk mengamankan perkara.

"KPK dan Dewas diberi wewenang untuk mencari bukti, bukan menunggu diberi bukti dan tidak peduli," ujar Novel dalam cuitan di akun twitter @nazaqistsha dikutip Kamis (7/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Novel meyakini terdakwa kasus dugaan suap yang merupakan mantan penyidik KPK, AKP Stepanus Robin Pattuju, tidak bekerja sendiri. Novel menjelaskan kasus Stepanus diungkap oleh dirinya dan penyidik lain yang disingkirkan melalui Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Namun, menurut dia, timnya dilarang untuk mengusut kasus tersebut.

"Yang jelas Robin enggak kerja sendiri. Apa masih mau ditutupi?" kicau Novel.

Informasi soal delapan orang pegangan Azis di dalam KPK, termasuk Stepanus, sebelumnya terungkap dalam sidang tipikor pada Senin (4/10). Saat itu, jaksa KPK mengangkat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sekretaris Daerah Tanjungbalai Yusmada.

BAP dimaksud berisi percakapan antara Yusmada dengan Wali Kota Tanjungbalai nonaktif, M. Syahrial.

"BAP Nomor 19, paragraf 2, saudara menerangkan bahwa M. Syahrial mengatakan dirinya bisa kenal dengan Robin karena dibantu dengan Azis Syamsuddin Wakil Ketua DPR RI karena dipertemukan di rumah Azis di Jakarta. M. Syahrial juga mengatakan bahwa Azis punya 8 orang di KPK yang bisa digerakkan oleh Azis untuk kepentingan Azis, OTT atau amankan perkara. Salah satunya Robin," ujar jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/10).

Plt Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri, menyatakan KPK bekerja sesuai dengan fakta-fakta hukum, bukan sekadar fakta persidangan dari keterangan satu orang saksi.

Meskipun demikian, ia menegaskan KPK tidak berdiam diri setelah ada keterangan saksi tersebut.

"Kami pastikan tim akan mengonfirmasinya dengan keterangan lain agar menjadi bangunan fakta hukum yang valid. Sehingga, kita bisa menyimpulkan ada tidaknya dugaan tersebut," jelas Ali.

Ia menambahkan, jika ada yang mengetahui perihal informasi mengenai orang-orang Azis di KPK, sebaiknya melapor kepada Dewas KPK. Ali mengatakan data awal dalam sebuah laporan sangat penting.

"Data awal yang valid sangat kami butuhkan agar laporan tersebut tidak sekadar tuduhan yang tak berdasar," imbuhnya.

"Kami khawatir jika hanya mendengungkan opini tanpa menyampaikan bukti cuma akan menjadi syak wasangka negatif yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu," pungkas Ali.

Pada Selasa (5/10), Novel menyatakan perihal keterlibatan Stepanus justru pihaknya yang melaporkan di internal KPK. Novel menjelaskan kasus Stepanus diungkap oleh dirinya dan penyidik lain yang disingkirkan melalui Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Ia telah melaporkan dugaan pelanggaran kode etik pegawai KPK tersebut ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK.

"Saya juga sudah laporkan masalah tersebut ke Dewas tapi tidak jalan. Justru KPK seperti takut itu diungkap dan melarang tim kami untuk sidik kasus tersebut dengan menunjuk tim lain untuk penyidikannya," ujar Novel dalam akun twitternya @nazaqistsha, Selasa (5/10).

Cuitan itu membalas postingan mantan Juru Bicara KPK Febri Diansyah yang mengatakan isu orang-orang Azis di KPK bakal menjadi bahan untuk menyerang Novel dkk yang dipecat Firli Bahuri Cs.

"Setelah ini [bendera HTI], isu 'orangnya' Azis di KPK bukan tidak mungkin akan 'digoreng' lagi untuk menyerang/kaitkan dengan Novel/teman-teman IM57+," kata Febri.

(ryn/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER