Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan pihaknya tidak masalah dengan langkah Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjuk mantan anggota tim suksesnya pada pemilu yang lalu, Juri Ardiantoro ,sebagai Ketua Tim Seleksi Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Calon Anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) 2022-2027.
Menurutnya, Juri merupakan sosok yang memiliki pengalaman memimpin KPU.
"Juri itu justru berpengalaman di KPU, sehingga bagi kami tak ada masalah jika kemudian Juri jadi [Ketua] Tim Seleksi [Calon Anggota] KPU," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan, Juri tidak akan bekerja sendiri dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawaslu 2022-2027.
Dasco pun berharap pengalaman yang dimiliki Juri bisa menjadi bekal untuk memilih calon anggota KPU dan Bawaslu yang tepat.
"Tim seleksi bukan Juri sendiri, itu kan ada beberapa yang kemudian bersama sama. Tentunya pengalaman Juri itu bisa menjadi bekal memilih calon baik KPU dan Bawaslu yang tepat, di samping aspek lain nanti akan dilengkapi oleh anggota lain dibawah Juri," ucap Dasco.
"Enggak masalah," imbuh dia yang juga Wakil Ketua DPR RI itu.
![]() |
Untuk diketahui, Presiden Jokowi menetapkan 11 orang Tim Seleksi Calon Anggota KPU dan Bawaslu 2022-2027. Penunjukan telah diresmikan lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 120/P Tahun 2021.
Mendagri Tito Karnavian menyampaikan tim sudah dipilih sejak 8 Oktober lalu. Mereka akan segera bekerja untuk mempersiapkan seleksi anggota KPU dan Bawaslu.
"Di dalam Keppres ini, sudah dibentuk tim seleksi yang jumlahnya ada 11 orang. Ketua merangkap Anggota Juri Ardiantoro, Wakil Ketua merangkap Anggota Chandra M. Hamzah, Sekretaris merangkap Anggota Bahtiar," kata Tito dalam jumpa pers yang disiarkan akun Instagram @kemendagri, Senin (11/10).
Selain tiga nama itu, Jokowi juga menunjuk Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej. Jokowi pun merekrut kiai Nahdlatul Ulama Abdul Ghaffar Rozin.
Selain itu, Tim Seleksi Calon Anggora KPU dan Bawaslu diisi Airlangga Pribadi Kusuma, Hamdi Muluk, Endang Sulastri, I Dewa Gede Palguna, Betti Alisjahbana, dan Poengky Indarty.
Merespons, Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengkritik penunjukan Juri yang merupakan mantan anggota tim sukses Jokowi di Pilpres 2019. Menurutnya, Jokowi lebih baik memilih figur yang netral.
"Tanpa prejudice [prasangka], jauh lebih baik dipilih figur yang netral dan punya background tidak terkait dengan pertarungan politik di masa yang dekat," kata Mardani kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/10).
Ia menyampaikan, semua pihak harus menjaga marwah KPU dan Bawaslu. Langkah itu bisa dimulai dengan menggelar proses seleksi calon anggota KPU dan Bawaslu secara baik serta menempatkan orang-orang yang terbebas dari afiliasi politik di tim seleksi.
(mts/ain)