Survei John Hopkins: 40 Persen Lansia RI Ogah Divaksin Covid

CNN Indonesia
Rabu, 13 Okt 2021 17:08 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 untuk lansia. (CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei yang dilakukan Johns Hopkins Center for Communication Programs (CCP) memaparkan setidaknya 40 persen warga lansia (lanjut usia) atau orang tua di Indonesia kemungkinan besar tidak akan melakukan vaksinasi covid-19.

Dengan jumlah sasaran vaksinasi lansia sebanyak 21.553.118 orang, maka 40 persen di antaranya berarti sekitar 8,6 juta orang lansia.

Perwakilan Communication Science & Research John Hopkins CCP Douglas Storey menyebut, survei ini dilakukan sejak Mei 2021 yang dilaksanakan dalam dua pekan sekali dengan responden total sekitar 14 juta orang di Indonesia.

"Pada kelompok lansia di atas 55 tahun masih terhadap 40 persen melaporkan kemungkinannya tidak akan divaksin," kata Douglas dalam acara daring, Rabu (13/10).

Melihat temuan survei itu, Douglas lantas meminta pemerintah untuk lebih melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada lansia secara aktif. Selain itu, pemenuhan kebutuhan vaksinasi lansia seperti akses tempuh lansia menuju tempat vaksinasi juga perlu menjadi pertimbangan serius oleh pemerintah.

Lihat Juga :

Kemenkes per Rabu (13/10) Pukul 12.00 WIB mencatat baru 7.173.641 orang lansia yang telah menerima suntikan dosis pertama vaksin virus corona. Sementara baru 4.653.687 orang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, target vaksinasi lansia dari total sasaran baru menyentuh 33,28 persen yang menerima suntikan dosis pertama. Sedangkan suntikan dosis kedua baru berada di angka 21,59 persen.

"Kelompok lansia itu adalah sasaran yang penting sekali, jadi perlu untuk penyampaian pesan yang difokuskan pada kelompok itu dengan memperhatikan hambatan mereka dalam vaksinasi," kata dia.

Namun demikian, secara keseluruhan Douglas menyebut, dari responden lintas usia yang belum menerima vaksin covid-19 sama sekali, 67 persen di antaranya masih berminat untuk divaksin. Sementara utu, 34 persen lainnya mengaku tak berminat untuk divaksin.

Douglas juga menyatakan bahwa gender pria lebih banyak menyuarakan respons negatif terhadap vaksinasi covid-19, dibandingkan dengan wanita. Kemudian, setidaknya 49 persen responden berminat vaksin namun mengaku cemas karena efek samping, sementara 37 persen lainnya masih menunggu perihal keamanan vaksin di komunitas.

"Jadi penyampaian pesan perlu difokuskan pada keamanan vaksin dan efek samping akibat covid-19, dibandingkan dengan efek samping dari vaksin," ujar Douglas.

(khr/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK