Presiden Joko Widodo mengenang langkah pemerintah mengambil alih saham mayoritas PT Freeport Indonesia. Jokowi mengatakan kebijakan itu dibuat agar bangsa Indonesia bisa menikmati hasil kekayaan alam sepenuhnya.
Jokowi tak ingin Indonesia hanya menjual sumber daya alam dalam bentuk mentah. Ia ingin Indonesia mengolah sumber daya alam agar mempunyai nilai tambah.
"Kalau tambang ya kita jangan menjadi hanya tukang gali saja. Anugerah yang diberikan Allah kepada kita betul-betul sangat luar biasa besarnya," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi berkata jika Indonesia menjual hasil tambang mentah, maka akan dibeli negara lain. Setelah itu, negara-negara tersebut mengolah sumber daya alam Indonesia dengan smelter masing-masing.
Usai diolah, hasil sumber daya alam itu dijual kembali ke Indonesia. Indonesia pun harus merogoh kocek untuk membeli hasil sumber daya alam yang pernah dijual.
"Inilah yang sedikit demi sedikit, setahap demi setahap, harus mulai kita hilangkan," ujarnya.
Jokowi berkata pola pikir yang sama juga harus diterapkan di bidang lain. Misalnya, di bidang perikanan dan perhutanan.
Lihat Juga : |
"Enggak boleh lagi kita juga hanya jadi tukang tangkap ikan, enggak, harus ada industri pengolahannya di sini. Atau pada saat kita mendapatkan kayu, hanya tebang, tebang, tebang, tapi enggak ada industri perkayuan," tuturnya.
Indonesia mengakuisisi 51,23 persen saham Freeport Indonesi dari Freeport-McMoran pada 2018. Sebelumnya, Indonesia cuma punya 9,36 persen saham, sedangkan 90,64 persen dimiliki oleh Freeport-McMoran.