Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut 75 persen masjid di Indonesia memiliki sound system atau sistem pengeras suara yang bermasalah. Hal itu memicu ketidakpahaman jemaah terhadap isi ceramah.
Padahal, menurutnya, 80 persen aktivitas umat Islam di masjid adalah mendengarkan sementara 20 persennya berbentuk ibadah lain seperti salat.
"75 persen masjid di Indonesia jelek suaranya. Didengar tidak dimengerti sedangkan waktu kita di masjid itu 80 persen mendengar, 20 persen ibadah atau salat," kata JK dalam Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Masjid Istiqlal dan disiarkan secara virtual, Selasa (19/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK yang juga menjadi Ketua Dewan Masjid ini mengaku pada tiga hari sebelumnya mengunjungi Masjid Agung di Semarang dan Masjid Raya di Bandung.
Kunjungan itu ia lakukan guna mengetahui apa saja yang dilakukan dan apa yang terjadi masjid-masjid besar tersebut.
Dari dua kunjungan itu, JK menemukan kesamaan, yakni sound system yang buruk dan mengakibatkan penjelasan khatib tidak bisa dipahami karena hanya terdengar suara bising.
"Orang bicara khotibnya bisa mendengar cuma tidak bisa mengerti akibat sound system yang semuanya keliru," kata JK.
"Didengar malah membisingkan dua-duanya, padahal kita Dewan Masjid sudah 10 tahun mempunyai program untuk perbaikan sound system masjid," ujar JK.
Menurut JK, dari sekian aspek di masjid, salah satu yang mesti berjalan baik adalah pada fungsi sound systemnya.
Dewan Masjid Indonesia, kata JK, bertanggungjawab memajukan dan memastikan hal-hal yang berkaitan dengan teknis di masjid berjalan baik. Sementara, ulama mengisi kegiatan ibadah di masjid tersebut.
"Nah itu fungsi masjid yg harus baik di situ Jadi DMI mengurus teknisnya masjid, kemajuannya mesjid. Mengisinya tentu fungsinya dari para ulama," tutur JK.