Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut sejauh ini belum ada peneliti yang bisa memastikan apakah varian virus corona (Covid-19) AY.4.2 atau varian Delta Plus dapat menurunkan kadar efektivitas atau efikasi vaksin covid-19.
Varian AY.4.2 merupakan subvarian dari strain varian Delta yang ditemukan pertama kali di Inggris. Varian tersebut merupakan turunan dari garis keturunan SARS-CoV-2 yang baru-baru ini frekuensinya telah meningkat di Inggris.
"Kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala, maupun vaksinasi. Studi terkait hak tersebut masih berlangsung," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku menerangkan sejatinya varian AY.4.2 ini bukanlah merupakan varian baru, lantaran varian Delta untuk saat ini mampu bermutasi menjadi AY1 hingga AY28. Untuk itu, pemerintah menurutnya terus berupaya mengawasi pintu masuk udara dan laut guna meminimalkan penyebaran varian-varian baru.
Wiku menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru, khususnya memantau potensi munculnya varian baru covid-19 lokal.
"Pemerintah memaksimalkan pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan. Yaitu karantina perjalanan, 3M, 3T, dan vaksin agar dapat mencegah masuknya semua jenis varian baru, sekaligus meminimalisir pembentukan mutasi baru di dalam negeri," ujar Wiku.
Varian AY.4.2 kini memang tengah diwaspadai pemerintah lantaran dikhawatirkan merebak saat Natal dan Tahun Baru. Baru-baru ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin juga mengklaim varia Delta Plus belum teridentifikasi di Indonesia sejauh ini.
Adapun varian ini merupakan turunan dari varian Delta yang telah menyebabkan peningkatan kasus cukup signifikan di Inggris sejak Juli hingga Oktober 2021. Bahkan, kasus yang disebabkan varian virus yang sama juga sudah ditemukan di Amerika Serikat, Israel dan beberapa negara Eropa seperti Denmark.