Salim Segaf Buka-bukaan: Nasib Anies, PDIP hingga Tarbiyah PKS

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Okt 2021 09:49 WIB
Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri buka-bukaan soal peluang PKS di pilpres 2024, Anies, berkoalisi dengan PDIP hingga stigma Wahabi.
Salim Segaf dijadikan tokoh nasional 2024. (Dok. Humas PKS)

Tak Mau Anies

Sementara itu, Salim membantah bahwa PKS punya kecondongan untuk kembali mendukung Anies Baswedan. Beberapa tokoh Islam ataupun lembaga survei menyebut PKS merupakan salah satu parpol yang paling mungkin mengusung Anies di pilpres 2024.

Salim menegaskan dukungan PKS ke Anies hanya untuk Pemillihan Gubernur atau Pilgub DKI 2017 lalu. Sementara untuk pilpres 2024, PKS tetap mengutamakan kader sendiri.

"Jangan kaitkan Anies dengan PKS. Tidak ada dukungan untuk Anies kalau untuk Pilpres 2024. Itu di Pilgub saja," tegas Salim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stigma Wahabi, Tarbiyah dan Koalisi dengan PDIP

Salah satu pekerjaan rumah besar Salim yang sudah dimandatkan partai menjadi tokoh nasional adalah merubah stigma PKS yang dilabeli sebagai partai wahabi atau Islam konservatif.

Ia tak menampik isu radikal sudah dilekatkan ke PKS selama belasan tahun dengan tujuan agar masyarakat tak memilih PKS. Ia pun mengaku salah satu kunci untuk menghilangkan stigma itu dengan perbanyak silaturahim dan dialog.

Cara itu, diklaim Salim terbukti efektif. Hal itu menurut dia sudah dilakukan sejak menjabat sebagai Menteri Sosial Kabinet Indonesia Bersatu II atau di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kala itu, Salim menjelaskan bahwa PKS partai semua kalangan.

Belakangan ia juga kerap bertemu kiai-kiai di daerah dan mendapatkan respons positif bahwa stigma PKS sudah hilang. Salah satunya sudah banyak kiai yang melihat bahwa PKS juga menggelar maulid Nabi Muhammad hingga tahlilan.

"Ada juga Kiai yang bilang gimana bilang PKS Wahabi, kan ada habib di dalamnya. Makanya perlu dialog, siapa yang menuding PKS kita temui, ajak diskusi, nanti juga pasti sadar PKS radikalnya sebelah mana," ungkap pria kelahiran Solo, 17 Juli 1954 itu.

Selain itu, cara lain yang akan dilakukan Salim adalah merangkum generasi milenial atau Z yang jumlahnya masih di atas 40 persen. Pemilih muda itu menurut Salim masih berstatus swing voter atau belum menentukan pilihan dan tidak mengenal money politics.

PKS kata dia sedang menyiapkan isu yang melekat dengan anak muda seperti perubahan iklim hingga industri kreatif, bukan lagi tarbiyah. Gerakan tarbiyah yang digunakan PKS memang efektif menjaring kader-kader mudanya dari berbagai kampus.

"Jadi kalau sistem tarbiyah sudah kita tinggalkan. Generasi Z sekarang lebih banyak di media sosial," kata Salim.

Terakhir, Salim juga menekankan demi merubah stigma, PKS juga akan terbuka untuk berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di bawah pimpinan Megawati Soekarnoputri di pilpres 2024.

"Kita mau koalisi dengan PDIP. Cuma pertanyaannya PDIP mau enggak? Jadi pintu PKS terbuka untuk siapapun," tutup Salim.

(dal/dal/dal)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER