Salah satu putri Presiden RI ke-4, Abdurrahaman Wahid atau Gus Dur, Anita Wahid, mengusulkan agar presiden saat ini, Joko Widodo (Jokowi) mempunyai seorang juru dengar, yang mampu mendengar keluhan masyarakat.
Hal tersebut sudah disampaikan Anita secara langsung kepada Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, dalam forum diskusi yang digelar virtual pekan lalu.
Anita lalu menuangkan kembali gagasannya di akun Twitter pribadinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minggu lalu saya titip request lewat bang @fadjroeLagar selain Juru Bicara, ditambah juga dengan Juru Dengar," tulisnya pada Sabtu (30/10) siang.
Ia kemudian berkata, "Biar enggak buzzer-buzzer atau yang ABS aja yang didengerin, tapi semua kelompok dan lapisan masyarakat didengar juga. Semoga sudah disampaikan dan semoga didengar."
Usulan itu melintas begitu saja di pikiran Anita secara spontan. Ia menilai seorang juru dengar menjadi salah satu yang dibutuhkan Presiden Jokowi saat ini.
"Karena selama ini pemerintah lebih banyak berusaha menjelaskan sudut pandang kepada masyarakat, tapi justru minim dalam mendengarkan sudut pandang masyarakat," tegas Anita saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Pemerintah, menurut Anita, hanya cenderung mendengar kalangan tertentu. Khususnya, orang-orang yang mendukung pemerintahan Jokowi. Padahal, mereka belum tentu mewakili aspirasi kelompok yang beragam secara lebih luas.
Lihat Juga :Catatan 7 Tahun Jokowi Janji Berkarat Jokowi Tuntaskan Kasus HAM |
Anita juga berkaca dari pembungkaman yang kerap dilakukan pemerintah melalui instrumen hukum, negara atau pihak tertentu yang dilakukan di media sosial.
"(Mereka) membungkam melalui penggunaan medsos, seperti pakai troll, doxing, pengambilalihan akum." lanjutnya.
Juru dengar akan memiliki tugas berkeliling dan mendengar berbagai keluhan pandangan masyarakat dari berbagai lapisan. Anita menekankan, pemegang jabatan itu tak boleh punya sikap partisan dan harus bebas dari tekanan kelompok tertentu.
"Tugasnya benar-benar mendengarkan dan mengumpulkan pandangan-pandangan yang beragam, dan tidak boleh memfilternya," pungkas Anita.
(ans/asr)