Kritik NU Tradisional dan Tak Maju-maju, Dosen UIN Jakarta Minta Maaf

CNN Indonesia
Rabu, 03 Nov 2021 14:21 WIB
Dosen UIN Jakarta mengkritik NU sebagai organisasi tradisional dan sulit maju. Dia membandingkan dengan Muhammadiyah yang disebutnya lebih maju.
Logo Nahdlatul Ulama. Dosen UIN Jakarta mengkritik NU sebagai organisasi tradisional dan sulit maju. Dia membandingkan dengan Muhammadiyah yang disebutnya lebih maju. (Foto: Dok. Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Zubair melayangkan kritik keras kepada organisasi keagamaan Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU), yang dinilai kolot karena memegang mazhab akidah dari aliran Asy'ariyah.

Pernyataan itu disampaikan Zubair di hadapan mahasiswanya saat perkuliahan daring yang terekam video kemudian bocor ke publik. Zubair mengkritik pemikiran mazhab Asy'ariyah yang dianut warga NU, yang menurutnya menyebabkan NU sulit maju.

"Asy'ariah itu membingungkan dan tidak produktif, tidak progresif, tidak inovatif, tidak kreatif bikin orang bodoh dan terbelakang itulah Asy'ariyah, makanya NU tidak maju-maju itu karena Asy'ariyah terlalu kuat," kata Zubair dalam rekaman video perkuliahan yang tersebar di media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"NU masih mau bernusantara ria. Budaya dihidupkan. Bagaimana mau maju, terikat sama budaya tradisional melulu. Jadinya sarungan terus," tambahnya.

Zubair kemudian membandingkan NU dengan Muhammadiyah, yang dinilai lebih maju dan progresif, terutama di bidang pendidikan.

Dia mengkritik NU yang kerap mengaku NKRI, namun tak memiliki kontribusi dalam pengembangan pendidikan. Kontribusi NU, menurut dia, jauh tertinggal dibanding Muhammadiyah yang banyak membangun sekolah di daerah pelosok.

"NU itu merasa NKRI, tetapi tidak ada dia bangun kampus di tengah-tengah orang Kristen, sementara Muhammadiyah itu membangun universitas di Maluku, di Ambon, di NTT yang mayoritas Kristen bahkan di Papua," katanya.

Zubair belakangan mengklarifikasi kritiknya. Dalam rilis video yang ia buat, dia meminta maaf dan mengaku menyesal atas kekeliruan pernyataannya.

Dia meminta maaf kepada NU dan Muhammadiyah. Zubair menyadari pernyataannya telah mengusik hati banyak pihak.

"Menyampaikan permohonan maaf yang setulusnya kepada seluruh umat Islam terkhusus kepada keluarga besar NU, karena kekhilafan dan kelalaian saya telah menyakiti hati dan perasaan mereka," kata dia.

Zubair berkata bahwa pernyataannya itu disampaikan dalam perkuliahan dengan mahasiswanya. Selaku dosen Studi Islam, pernyataan itu disampaikan untuk memberi contoh aliran-aliran akidah dalam Islam.

Ia mengaku tak bermaksud mendiskreditkan NU, maupun paham Asy'ariyah yang diyakini warga Nahdiyyin. Menurut dia, pernyataan itu ia sampaikan dengan maksud untuk menggugah nalar kritis mahasiswanya agar kelas semakin hidup dalam berdialog.

"Penyebutan contoh tersebut semata untuk menggugah dan memancing nalar kritis mahasiswa agar berdiskusi lebih jauh memberi sanggahan dan komentar agar suasana kelas lebih hidup," katanya.

(thr/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER