KPPAD Soroti Banyak Anak Ngamen Hingga Ngemis di Jalanan Bali

CNN Indonesia
Rabu, 10 Nov 2021 03:03 WIB
KPPAD Bali menyatakan belum memiliki data pasti mengenai jumlah anak-anak yang berada di jalanan, tapi secara kasat mata kondisi itu bisa dilihat di lapangan.
Ilustrasi anak. KPPAD Bali menyatakan belum memiliki data pasti mengenai jumlah anak-anak yang berada di jalanan, tapi secara kasat mata kondisi itu bisa dilihat di lapangan. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Denpasar, CNN Indonesia --

Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Bali menyoroti maraknya anak-anak di bawah umur yang turun ke jalanan kabupaten/kota di pulau Dewata tersebut, terutama Denpasar.

Mereka terlihat mencoba mengais rupiah di jalanan dengan melakukan kegiatan mengamen, berdagang asongan, hingga mengemis.

Komisioner KPPAD Bali Divisi Informasi dan Sosialisasi Bidang Pendidikan dan Kebudayaan, I Made Ariasa mengatakan untuk di Bali hampir di seluruh kabupaten dan kota banyak anak-anak ditemui turun ke jalanan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita, temui adanya anak-anak yang mencari penghidupan di beberapa titik titik penting di jalan, terutama di Kota Denpasar, Gianyar, Tabanan dan beberapa kabupaten yang lain," kata Ariasa, di Kantor KPPAD Bali, Senin (8/11).

Ketua KPPAD Bali Ni Luh Gede Yastini mengatakan untuk data anak-anak yang turun ke jalan pihaknya masih belum memiliki angka yang pasti pada tahun ini. Namun, bila mengacu pada tahun 2013 terdata sekitar 200 anak-anak di Bali yang turun ke jalanan. Pihaknya menyakini, bahwa di tengah Pandemi Covid-19 tentu lebih banyak anak-anak yang turun ke jalan.

"Kita, belum punya data pasti berapa di seluruh Bali. Tapi, kalau kita melihat di satu tempat ada yang sampai 50 (anak-anak) karena di Denpasar mereka itu kan ngeblok ada yang di daerah (Jalan) Bung Tomo ada juga yang di daerah Tegal. Mereka, cukup banyak sebenarnya," ujar Yastiani.

"Tapi, tahun 2013 saja data yang ada untuk anak-anak ada 200 anak (turun ke Jalan), teman-teman pernah mendata. Kalau, untuk sekarang kita belum tau apalagi dengan sekarang masa Covid-19, kita belum mendata lagi yang terbaru. (Tapi) pasti melebihi, 200 lebih," imbuhnya.

Sementara, untuk usia anak-anak yang turun ke jalan pihaknya mencatat ada yang masih berusia balita hingga usia satu tahun.

"Bahkan, sampai bayi yang dibawa ke jalanan. Data yang kami dapat dari dinas sosial itu yang dibawa kejalan ada yang berumur satu tahun, di Minggu kemarin yang Dinas Sosial Denpasar ada delapan anak diambil bersama ibunya yang paling kecil umurnya satu tahun," ujarnya.

Sebagai informasi, fenomena anak-anak turun ke jalan untuk mengemis dan berjualan tisu di wilayah Bali, semakin banyak ditemui sehingga menjadi sorotan Pemerintah Provinsi Bali.

"Saya sampaikan tadi, selama Covid-19 ini kalau kita (lihat) di perempatan-perempatan, di traffic light makin banyak. Dan ini menjadi PR bersama untuk harus diatasi ada persoalan apa dibalik itu semua," ujar Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace usai acara pelantikan anggota KPPAD Bali, di Gedung Wiswa Sabha, Denpasar, Kamis (28/10).

"Saya melihat mengemis, menjual tisu, kalau kita lihat usia-usia mereka seharusnya usia belajar semua (dan) yang masih levelnya SD, kita tau SD sekarang gratis, kenapa tidak pakai untuk sekolah," imbuhnya.

Menurutnya, dengan meningkatnya angka pengangguran pasti berindikasi dan sejalan dengan jumlah anak-anak di jalanan dan dari hasil pengamatannya banyak anak-anak turun ke jalan.

"Karena kita lihat di lapangan. Kita lihat secara umum dulu, selama pandemi ini angka pengangguran meningkat di Bali 4,4 persen dari 1,2 persen jadi 5,6 persen selama pandemi, itu pun statistik tahun lalu (2020)," kata dia.

Perda Perlindungan Anak

Ariasa dari KPPAD mengatakan selama ini berbagai pihak sudah melakukan berbagai upaya agar anak-anak tidak turun ke jalan seperti dari mulai aparat menegakkan Peraturan Daerah (Perda) dan lain-lainnya. Ia mengatakan dengan sejumlah perangkat aturan itu, aparat pun melakukan penindakan dari mulai mengangkut anak-anak yang didapati di jalan itu untuk dikembalikan ke daerah asalnya hingga membinanya lewat kerja sama dengan instansi terkait.

"Mereka sudah juga melakukan upaya lain, salah satunya memberikan pembinaan pendidikan pelarangan. Bahkan juga kegiatan-kegiatan yang bisa menumbuhkan skill mereka untuk bisa menambah penghidupan sehingga mereka tidak kembali ke kota. Tapi pada kenyataannya juga masih kembali lagi," jelas Ariasa.

(kdf/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER