Fahmi PKS Ungkap Alasan Minta Maaf ke PDIP Usai Interupsi Puan
Anggota DPR dari Fraksi PKS, Fahmi Alaydrus menjelaskan maksud permintaan maaf kepada Fraksi PDIP usai menyindir keinginan Ketua DPR Puan Maharani menjadi calon presiden (capres) 2024 karena tak memberi kesempat mengajukan interupsi.
Ia pun menepis anggapan oposisi memble usai dirinya minta maaf sebagaimana dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Fahmi mengatakan permintaan maaf disampaikan karena tidak ingin sindiran yang disampaikannya itu membuat pimpinan dan anggota Fraksi PDIP marah berkepanjangan. Ia tak mau situasi semakin gaduh.
"Saya tidak ingin kemudian peristiwa yang menyebabkan teman-teman PDIP marah itu menjadi berkelanjutan, menjadi heboh, ya sudah selesai di situ. Apa salahnya saya minta maaf? Kalau itu bagian yang tidak mengenakan buat mereka," kata Fahmi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (9/11).
Fahmi meminta maaf merupakan hal yang biasa. Menurutnya, PKS selalu berupaya untuk bersikap bijak dengan tidak menyakiti pihak manapun.
Menurutnya, permintaan maaf bertujuan untuk mengembalikan fokus masalah pada isu yang hendak dirinya sampaikan dalam Rapat Paripurna DPR, yaitu terkait Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi.
Lebih lanjut, Fahmi merespons kritik Fahri yang menyebut permintaan maafnya memperlihatkan bahwa oposisi pemerintah saat ini lemah atau memble. Menurutnya, hal tersebut hanya masalah persepsi.
Terlepas dari kritik Fahri tersebut, kata Fahmi, PKS selalu segera menyelesaikan persoalan yang menyinggung perasaan individu.
"Ini masalah persepsi, silakan saja. Tapi bagi kami PKS menyelesaikan satu persoalan yang terkait ketersinggungan atau tidak enaknya perasaan personal, itu harus segera diselesaikan," katanya.
Fahmi melanjutkan panggung politik harus ditampilkan dengan cara-cara yang baik, beretika. Ia menyatakan meminta maaf bukan sebuah hal yang harus dipermasalahkan dalam berpolitik.
Menurutnya, sebagai partai oposisi tak lantas membuat PKS harus bermusuhan dengan partai poilitik lain. Sebagai oposan, kata Fahmi, PKS harus senantiasi memberikan masukan kritik konstruktif melalui cara yang dibenarkan konstitusi.
"Bagi kami itu bukan persoalan besar. Persoalan besar adalah bagaimana menghadirkan di negeri ini suatu proses demokrasi yang sehat, kemudian mejaga ketahanan bangsa dari berbagai ancaman negara atau moral. itu yang harusnya dikemukan, dijadikan agenda utama sehingga kita bisa saling bahu membahu," ujarnya.
Sebelumnya, Fahri mengkritik langkah PKS meminta maaf terkait langkah Fahmi yang menyindir keinginan Puan menjadi capres 2024 saat interupsinya diabaikan dalam Rapat Paripurna DPR pada Senin (8/11).
Fahri menggaungkan tagar dan #OposisiPlangaPlongo dan #OposisiMemble lewat akun Twitter miliknya, @Fahrihamzah. Fahri menyatakan bahwa rakyat menggaji anggota DPR bukan untuk meminta maaf. Fahri kemudian menggemakan tagar #OposisiPenakut
"Senayan itu tempat orang yang digaji rakyat untuk berantem. Bukan minta maaf....! #OposisiPenakut," cuit Fahri, Senin (8/11) malam.
Permintaan maaf pertama disampaikan Ketua DPP PKS, Al Muzzammil Yusuf. Ia menyatakan sindiran yang dilontarkan Fahmi tak bermaksud untuk merendahkan marwah pimpinan DPR. Atas nama PKS, Al Muzzammil pun meminta maaf kepada PDIP.
"Dengan segala hormat kami kepada pimpinan teman-teman PDIP tidak ada maksud kami untuk merendahkan marwah pimpinan," kata Al Muzammil kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Senin (8/11).
Fahmi juga meminta maaf kepada PDIP atas sindiran terkait pencapresan Puan. Namun, ia meminta pimpinan DPR untuk memetik pelajaran dari permasalahan yang terjadi dan menghargai serta menjamin hak konstitusi anggota dewan.
"Tetapi hal itu sudah selesai tadi, dengan teman-teman PDIP tadi, saya juga sudah meminta maaf tetapi tentu saja ini menjadi pelajaran besar, terutama buat pimpinan DPR untuk menghargai dan menjamin hak konstitusi saya sebagai anggota dewan," katanya.
(mts/fra)