Gempa berkekuatan 5 magnitudo mengguncang Kabupaten Lebak, Banten, tepatnya di Muarabinuangen, Rabu (10/11). Laporan sementara dari BPBD Lebak, belum ditemukan kerusakan rumah warga. Saat ini, pemeriksaan dan pendataan masih dilakukan tim relawan.
"Sementara hasil monitor kita, ke teman-teman relawan yang ada disana. Belum ditemukan adanya kerusakan, karena sedang asesmen," kata Plt Kepala BPBD Lebak, Febby Rezki Pratama, melalui selulernya, Rabu (10/11).
BPBD Lebak juga tidak menerima laporan adanya kepanikan warga. Lantaran, gempa yang terjadi pukul 09.50 wib hanya sebentar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kepanikan, Alhamdulillah tidak ada kepanikan, tidak ada yang melakukan evakuasi, semua kondusif," terangnya.
Warga pun tidak semua merasakan adanya guncangan lindu. Seperti pendataan yang dilakukan BPBD Lebak, untuk wilayah Wanasalam maupun Malingping, guncangan tidak begitu terasa.
"Di Wanasalam, di Malingping, ada yang merasa ada yang enggak, jadi beberapa yang merasa ya gempa gitu aja, menurut teman-teman relawan di lapangan," ujarnya.
Wilayah Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten, diguncang gempa berkekuatan 5SR pukul 09.50 wib Rabu pagi, 10 November 2021.
Lokasi gempa berada di kedalaman 10km, berjarak 85 KM barat daya Muarabinuangeun dan tidak berpotensi tsunami.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno melalui keterangan tertulis menyebutkan, episenter gempa terletak pada koordinat 7,60° LS; 105,84° BT.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia," kata Bambang.
Selain itu, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ujar Bambang.
(ynd/hyg/ain)