Pemerintah Apresiasi Para Pahlawan Pandemi, Mulai Nakes hingga Warga

KPCPEN | CNN Indonesia
Kamis, 11 Nov 2021 12:05 WIB
Ilustrasi. Selain tenaga kesehatan dan relawan yang berjuang merawat pasien, sosok pahlawan juga ditemukan pada masyarakat yang disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengadakan edukasi, mengubah perilaku, hingga berkontribusi terhadap percepatan vaksinasi. (Foto: CNN Indonesia/ Adi Maulana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi Covid-19 yang belum usai memperlihatkan bahwa kepahlawanan bisa berada di mana saja dan dilakukan oleh siapa saja. Selain tenaga kesehatan dan relawan yang berjuang merawat pasien, sosok pahlawan juga ditemukan pada masyarakat yang disiplin menjalankan protokol kesehatan, mengadakan edukasi, mengubah perilaku, hingga berkontribusi terhadap percepatan vaksinasi.

Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro. Memasuki bulan ke-21 masa pandemi, dia menyebut bahwa inspirasi kepahlawanan dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan, baik saat pandemi memuncak beberapa waktu lalu, maupun pada kondisi yang lebih baik saat ini.

Di antaranya, para tenaga kesehatan yang habis-habisan merawat pasien kasus terkonfirmasi hingga angka kesembuhan menembus 90 persen. Selain itu, masyarakat Indonesia yang mematuhi prokes dan menjalani vaksinasi juga layak disebut sebagai pahlawan.

"Per kemarin, Selasa, 9 November 2021, dari 4,24 juta orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19, lebih dari 4,09 juta atau 96,3 persen dinyatakan sembuh dan sebanyak 9.602 atau 0,2 persen masih dirawat atau dalam masa isolasi," kata Reisa.

Reisa juga menyoroti sistem kerja dari rumah yang membiasakan kaum pekerja menyeimbangkan kehidupan rumah dan kantor, atau work life balance. Upaya ini menjadikan para orang tua bak pahlawan di mata anak dan anggota keluarga lain.

Pada Hari Pahlawan yang diperingati pada 10 November lalu, Reisa menyampaikan terima kasih kepada perjuangan para pahlawan pandemi, serta mendoakan mereka yang gugur. Kontribusi setiap orang sebagai pahlawan masa kini, lanjutnya, tetap dibutuhkan sesuai peran masing-masing.

Senada, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan, peringatan hari pahlawan harus menjadi momentum bahwa setiap warga Indonesia adalah pahlawan yang bisa berkontribusi dalam penanganan pandemi.

"Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19, serta memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan Covid-19," ucapnya.

Sementara, peringatan Hari Kesehatan yang jatuh pada 12 November disebut dapat menjadi momentum berfokus pada pembangunan diri, keluarga, masyarakat, dan negara, khususnya di bidang kesehatan. Hal itu sejalan dengan tema Hari Kesehatan 2021, yaitu Sehat Negeriku, Tumbuh Indonesiaku.

Vaksinasi Covid-19 Terus Berlanjut

Terkait upaya pengendalian pandemi di Indonesia, Nadia menegaskan bahwa vaksinasi tetap merupakan aspek penting, bersamaan dengan upaya testing, lacak, isolasi, dan kepatuhan terhadap prokes.

Saat ini, Indonesia menduduki peringkat kelima dalam daftar jumlah orang yang mendapatkan vaksinasi minimal 1 dosis, juga dari jumlah dosis vaksin yang diberikan. Nadia memastikan, pemerintah akan terus berupaya memenuhi kebutuhan stok vaksin.

Dia menambahkan, ada 21 ibukota provinsi yang mencapai target vaksinasi lebih dari 70 persen pada November lalu. Untuk vaksinasi anak, dapat diawali di kabupaten/kota yang telah mencapai target dosis 1 lebih dari 70 persen total sasaran dan lebih dari 60 persen populasi lansia.

Mengingat ada 26,4 juta anak usia 6-11 tahun di Indonesia, vaksinasi anak yang direncanakan dimulai pada 2022 diprediksi akan membutuhkan 58,7 juta dosis untuk dua kali suntikan. Sementara untuk vaksin booster, diharapkan dimulai pada Januari 2022.

"Sesuai rekomendasi ITAGI,saat ini indonesia perlu memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap Covid-19 pada populasi umum. Booster dapat dilakukan setelah lebih dari 50% sasaran tervaksinasi lengkap (terbentuk herd protection), dimulai dengan prioritisasi pada orang lanjut usia," paparnya.

Adapun pemberian booster dimulai pada kelompok lansia berdasarkan pertimbangan faktor risik, dan diharapkan dapat dimulai di Januari 2022 saat 50 persen sasaran sudah divaksinasi lengkap.

Sebagai temuan berharga dunia sains, Nadia mendorong agar masyarakat tak ragu mengikuti vaksinasi. Kemudian, meski sudah divaksinasi dan situasi pandemi semakin membaik, warga diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus.

"Relaksasi berbagai kegiatan saat ini harus disikapi secara bijak. Kita semua harus selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan sehingga tetap bisa sehat dan produktif," tegasnya.

Kendornya protokol kesehatan saat mobilitas meningkat, bisa memberikan kesempatan virus berkembang dan bermutasi. Karena itu dia berpesan kepada pengelola tempat publik supaya terus melakukan pengawasan ketat selama jam operasional berlangsung, sehingga tidak terjadi kerumunan dan pelanggaran prokes.

"Kepada seluruh masyarakat, mari pertahankan kondisi yang baik ini jangan sampai kita harus kembali menarik rem darurat kembali. Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera mengakses vaksin dengan jenis vaksin apapun yang tersedia," kata Nadia.

(rea)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK