Pengamat Sindir Sumur Resapan DKI Dekat BKT: Serap Anggaran, Bukan Air

CNN Indonesia
Jumat, 12 Nov 2021 15:31 WIB
Pemprov DKI Jakarta dikritik warga karena membangun sumur dekat Banjir Kanal Timur yang sebenarnya juga berfungsi menampung air (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan mengkritik Pemprov DKI Jakarta yang membangun sumur resapan di atas trotoar dekat Banjir Kanal Timur (BKT) Jakarta Timur.

Kritik disampaikan karena BKT berfungsi untuk menangkal banjir sehingga sumur tidak perlu lagi dibangun di dekatnya.

"Ini lucu, yakni dibangun dekat dengan sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Apa pula gunanya membuat sumur resapan yang posisinya di samping sungai BKT yang begitu besar dan panjang?" kata Azas dalam keterangan resminya yang dikutip Jumat (12/11).

Azas menegaskan bahwa proyek sumur resapan yang dibangun dekat BKT tidak ada gunanya. Menurut dia, sumur yang dibangun itu bukan untuk menyerap air, melainkan menyerap anggaran Pemprov DKI Jakarta.

"Jadinya memang pembuatan sumur resapan Anies adalah untuk resapan anggaran dalam APBD Jakarta 2021, bukan untuk sumur resapan air," kata dia.

Tigor mengatakan Pemprov DKI Jakarta cukup memperbaiki saluran sekunder di sekitar BKT untuk mengalirkan air agar lancar masuk ke BKT.

Menurutnya itu perlu dilakukan karena selama ini jalan raya sekitar BKT kerap tergenang air karena saluran yang tidak berfungsi optimal.

"Sekarang ini titik banjir bertambah banyak di banyak jalan raya sebagai akibat saluran air tidak lancar menuju Banjir Kanal Timur maupun Banjir Kanal Barat," kata dia.

Pemprov DKI Jakarta membuat sumur resapan untuk menyerap air agar tidak tergenang dan menyebabkan banjir (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

Pemprov DKI Bantah

Terpisah, Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Dudi Gardesi mengatakan proyek yang dibangun di dekat BKT bukan sumur resapan, melainkan drainase vertikal.

Ia menjelaskan bahwa drainase vertikal dapat membantu proses genangan air di jalan raya cepat surut. Ketika hujan mengguyur, air hujan nantinya bisa ditampung di dalam drainase vertikal.

"Kalau kondisi air menutup jalan, bisa diresapkan. Kalau sudah meresap, nanti kita akan bikin semacam air keluar perlahan-perlahan. Jadi tidak ada air menggenangi di tampungan tersebut," kata Dudi kepada wartawan Jumat (12/11).

Dudi menerangkan bahwa proyek drainase vertikal dapat mengurangi beban drainase di sekitar BKT. Ia khawatir bila air langsung mengalir ke BKT maka air di BKT akan cepat limpas. Dia mencontohkan kondisi seperti demikian kerap terjadi di Kali Mookervart.

"Jadi bocor bolong-bolong masuk ke dalam sewaktu air masuk ke atas. Kalau seperti itu semestinya dibikin saluran genome, di pinggir flood control kita nantinya apakah secara gravitasi dengan pompa masuk ke banjir kanalnya," kata dia.

(yoa/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK