Terpisah, Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Nelwan Harahap mengatakan pemerintah sudah melakukan serangkaian langkah antisipasi demi mengurangi pergerakan masyarakat memanfaatkan libur akhir tahun.
Beberapa di antaranya seperti memangkas cuti bersama atau membuat kebijakan larangan cuti di momen akhir tahun untuk menunda niat masyarakat bepergian.
"Hal yang menjadi kata kunci adalah konsisten dengan prokes, peningkatan cakupan vaksinasi untuk semua kelompok umur guna menekan laju perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia," kata Nelwan dalam dialog daring yang diselenggarakan KPCPEN, Jumat (12/11).
Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane beranggapan bahwa gelombang ketiga penularan Covid-19 di Indonesia masih belum terlihat indikasinya.
"Kecuali kalau pintu masuk kita loss-kan karena subvarian Delta ini sudah dekat dengan Indonesia," ujar Masdalina.
Ia beranggapan, seandainya ada kenaikan kasus maka tahun ini berbeda dengan situasi 2020 lalu di mana saat itu program vaksinasi sama sekali belum digencarkan.
"Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39 persen, masih jauh dari target 70 persen yang harus dicapai di akhir tahun ini," sambungnya.
Namun, epidemiolog ini tetap mengapresiasi pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun.
"Jangan dulu berlibur dalam satu waktu, jangan menumpuk di Nataru. Bagi institusi untuk sementara sebaiknya tidak memberikan libur atu cuti bagi karyawannya. Insyaallah hal ini akan membantu mengurangi kerumunan warga saat liburan," tuturnya.
(tgl, chri)