Antisipasi Omicron, Strategi Kemenkes untuk WGS Masih Belum Berubah

CNN Indonesia
Kamis, 02 Des 2021 03:51 WIB
Terkait kewaspadaan masuknya varian Covid Omicron ke Indonesia, Kemenkes menyatakan strategi pemeriksaan WGS masih tetap menggunakan aturan yang lama.
Ilustrasi. Petugas melakukan swab untuk mendeteksi risiko penularan Covid-19. (CNN Indonesia/Adi Maulana Ibrahim)

Sementara itu, Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mendorong agar pemerintah agresif dan serius melakukan aktivitas penelusuran kontak atau tracing terhadap seluruh pelaku perjalanan internasional sepanjang November ini.

Upaya itu menurut Dicky perlu dilakukan guna mencegah kebobolan varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau yang dikenal dengan varian Omicron di Indonesia. Ia juga meminta agar seluruh temuan kasus positif Covid-19 dari kedatangan luar negeri langsung diperiksa menggunakan metode WGS.

"Kalau kita melihat Omicron ini first detected di pertengahan November. Nah kita ambil dari awal November sampai akhir bulan itu semua pelaku perjalanan yang ada kaitan dengan Afrika selatan hub dan negara lain kalau perlu itu diperiksa menyeluruh," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dicky menyebut pemeriksaan itu juga menyasar mereka yang memiliki gejala klinis Covid-19 selama kedatangan. Pemantauan aktivitas selama 14 hari pasca karantina selesai pun perlu dilakukan oleh pemerintah.

Lantaran terkini pemerintah memberlakukan masa karantina pelaku perjalanan luar negeri selama 7 hari, sementara menurutnya masa inkubasi terlama virus corona adalah 14 hari atau bahkan lebih dari itu. Terlebih, karakteristik atau sifat varian Omicron masih terus dipelajari hingga saat ini.

"Jadi misalnya ada yang positif itu selain di WGS ya terus di-tracing kontak eratnya," kata dia.

Dicky kemudian mendorong agar pemerintah benar-benar serius dalam mengakselerasi capaian pemeriksaan WGS, baik karena ada tidaknya varian Omicron di Indonesia. Yang pertama, mereka yang harus diambil sampelnya untuk pemeriksaan WGS adalah mereka yang sudah menerima vaksin covid-19 lengkap namun masih terpapar covid-19.

Kedua, kasus-kasus klaster level komunitas yang perlu dicari tahu penyebabnya. Ia menyebut, dalam kondisi seperti itu, pemerintah cukup mengambil sampel acak seperti pada kasus klaster di sekolah dan lain-lain.

Ketiga, warga yang mendapat hasil positif tes PCR di pintu masuk negara, terutama kedatangan dari negara yang masuk daftar merah atau juga WNA maupun WNI yang memiliki gejala klinis covid-19.

"Kalau bisa WGS 5 persen, jangan seperti saat ini WGS kita rendah banget 0,2 persen, terlalu rendah untuk kasus sebanyak kita. Kalau kemudian diklaim kita tidak ada Omicron, ya karena WGS 0,2 persen ya. Itu seperti bilang bahwa di saya tidak menangkap ikan, padahal jaring yang dipakai kecil banget gitu," ujar Dicky.

Kementerian Kesehatan terakhir melaporkan per 13 November, jumlah spesimen warga yang telah diperiksa menggunakan WGS berjumlah 8.578 sampel. Dengan target capaian minimal yang dimaksud Dicky yakni 5 persen, maka pemerintah setidaknya harus melakukan WGS terhadap 212 ribu sampel warga yang diperiksa.

Infografis - Fakta Omicron Varian Baru Covid

Pengaturan di Pintu Masuk Luar Negeri Bandara

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung terus berupaya menekan laju penyebaran Covid-19 dan mencegah masuknya varian B.1.1.529 atau Omicron yang telah ditemukan di beberapa negara.

Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Girindra Wardhana mengatakan, selain mencegah terjadinya lonjakan kasus Covid-19, pemerintah jug harus mencegah masuknya virus varian baru.

"Di Kota Bandung, ada pengaturan pintu masuk luar negeri yaitu di Bandara Husein Sastranegara," kata dia di Bandung, Selasa (30/11).

Menurut Girindra, pemerintah berkoordinasi dengan otoritas bandara untuk mencegah masuknya varian baru Omicron.

"Setiap harinya ada 4.000-5.000 testing, karena kita tidak boleh melonggarkan tracing, testing. Karena itu kunci utama," kata Girindra.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip menambahkan, pihaknya akan kembali melakukan surveilans atau tes acak kepada kelompok-kelompok tertentu.

Meski saat ini kasus Covid-19 di Kota Bandung sudah cukup terkendali, Dinkes Kota Bandung tetap melaksanakan pengawasan baik itu melalui tracing, testing dan treatment (3T).

Mengutip dari CNN, sejauh ini setidaknya ada 20 negara yang telah mengonfirmasi keberadaan Covid-19 varian Omicron.

Hingga kini, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada. Para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memasukkan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC). Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

(khr, hyg/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER